Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka mendorong para santri untuk memperkuat keahlian di bidang sains dan teknologi. Hal ini penting untuk menjawab tantangan zaman dan memacu kemajuan bangsa.
Berbicara dalam reuni alumni Pondok Pesantren Buntet di Cirebon, Jawa Barat, Kamis, Gibran menyebut santri sebagai aset besar Indonesia.
“Santri bukan cuma penjaga nilai moral dan spiritual, tapi juga agen penting untuk memajukan bangsa,” ujarnya dalam pernyataan yang dirilis Sekretariat Wakil Presiden, Jumat.
Dia mendorong pesantren-pesantren untuk mengadopsi inovasi dan ilmu pengetahuan modern. Indonesia membutuhkan santri yang juga unggul di bidang teknologi seperti kecerdasan buatan (AI), blockchain, bioteknologi, dan keamanan siber.
“Kami ingin lebih banyak santri yang jadi ahli di bidang AI, robotika, analisis data, dan keamanan siber,” kata Gibran.
Dia menambahkan, menguasai teknologi sejalan dengan visi Indonesia untuk membangun sumber daya manusia yang kompetitif di tingkat global dan berkarakter kuat.
Menyinggung soal bonus demografi, Gibran mengatakan momen ini harus dimanfaatkan untuk meningkatkan produktivitas dan mempercepat visi Indonesia Emas 2045.
“Kesempatan ini tidak akan datang dua kali. Santri harus kerja keras, kolaborasi, dan berinovasi untuk meraihnya,” tegasnya.
Wakil Gubernur Jawa Barat Erwan Setiawan yang hadir dalam acara tersebut mengatakan kunjungan wapres menginspirasi para santri dan alumni untuk terus berkontribusi kepada agama dan bangsa.
Dia berharap pesan Gibran dapat mendorong santri untuk menyesuaikan diri dengan perubahan zaman sambil tetap mempertahankan jati diri budaya dan agama.
Pemerintah telah mendorong pondok pesantren untuk mengintegrasikan kewirausahaan, teknologi, dan keterampilan vokasi ke dalam kurikulum mereka. Hal ini untuk memperkuat peran pesantren dalam pembangunan nasional dan membantu mengurangi kesenjangan digital di Indonesia.