Wajah Baru Destinasi Wisata Kota Tua Eropa, Dari Kacau Menjadi Daya Tarik Wisatawan

Sore itu, Kamis (7/11) sekitar pukul 16.00 WIB, matahari yang terik di Surabaya berubah menjadi hangat. Welas (65), seorang tukang becak tak berhenti mengayunkan kedua kakinya membawa wisatawan berkeliling menyusuri kawasan Wisata Kota Lama zona Eropa. Sembari mengayunkan pedal, Welas yang menggeluti profesi tukang becak selama 26 tahun itu juga memberikan informasi seputar Wisata Kota Lama Zona Eropa yang telah direvitalisasi sejak awal tahun 2024 itu. Perjalanan dimulai dari Jalan Rajawali lurus menyeberangi Jembatan Merah menuju kawasan zona pecinan di Kya-Kya, Jalan Kembang Jepun melewati Jalan Kalimalang, lalu Jalan Karet kembali Ke Jembatan Merah, hingga menuju ke Jalan Mliwis. Di Jalan Mliwis, wisatawan akan ditawari untuk berhenti sejenak sembari dipersilakan mengabadikan momen. Setelah puas, pengunjung akan dibawa kembali ke Jalan Rajawali. Pengunjung wisata Kota Lama mengabadikan momen di Jalan Mliwis dengan menyewa jasa fotografer. Untuk menikmati hal itu tak membutuhkan biaya yang mahal, cukup merogoh kocek Rp20 ribu sudah bisa berkeliling Kota Lama menggunakan becak. “Pendapatannya lumayan, Mbak, sejak daerah ini dihidupkan lagi. Kalau lagi ramai-ramainya bisa dapat enam kali penumpang,” kata Welis di sela-sela mengayuh becaknya.

Wajah baru Kota Lama kini lebih berwarna dengan pembaruan ikon-ikon wisata yang bisa dinikmati para wisatawan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News

MEMBACA  Perkiraan biaya rudal nuklir baru Angkatan Udara melonjak 81% menjadi $141 miliar