Minggu, 7 September 2025 – 06:07 WIB
Kediri, VIVA – Berita tentang pemutusan hubungan kerja ataau PHK di Indonesia muncul lagi.
Baca Juga :
Oracle PHK Besar-besaran, Lebih dari 3.000 Karyawan di Berbagai Negara Jadi Korban
Kali ini datang dari Kediri, Jawa Timur. PT Gudang Garam Tbk (GGRM) diduga melakukan PHK besar-besaran, seperti yang terlihat dari video viral di media sosial X (Twitter) yang menunjukkan puluhan buruh pabrik rokok legendaris itu sedang berkumpul.
Dalam video itu, terlihat sejumlah karyawan yang pakai seragam berlogo Gudang Garam, terlihat saling bersalaman sambil nangis sebagai tanda perpisahan.
Baca Juga :
Viral PHK Massal Buruh Gudang Garam, Said Iqbal Ungkap Biang Keladinya
Kalau informasi itu benar, maka ada beberapa faktor yang mempengaruhinya.
Mulai dari pasokan tembakau yang terbatas, kurangnya inovasi produk rokok untuk menyesuaikan tren pasar, maraknya peredaran rokok ilegal, dan semakin tingginya pajak cukai rokok.
Baca Juga :
Nikon Tutup Pabrik Legendaris tapi Tidak Ada PHK
Sampai sekarang, pihak Gudang Garam (GGRM) belum memberikan pernyataan resmi tentang berita PHK massal ini.
Walaupun tidak sampai rugi, perusahaan rokok legendaris yang berbasis di Kediri, Jawa Timur ini mengalami penurunan laba yang sangat tajam.
Pada tahun 2023, Gudang Garam masih bisa catatkan keuntungan Rp5,32 triliun. Tapi, itu adalah tahun terakhir mereka dapat untung.
Berdasarkan laporan keuangan semester pertama yang dipublikasikan di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), tanggal 31 Juli 2025, Gudang Garam membukukan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk atau laba bersih senilai Rp117,16 miliar.
Laba GGRM juga turun 87,34 persen dibandingkan dengan laba di periode yang sama tahun sebelumnya (yoy) sebesar Rp925,52 miliar.
Penurunan laba ini seiring dengan menyusutnya pendapatan Gudang Garam. Di semester I 2025, pendapatan Gudang Garam tercatat Rp44,37 triliun, turun 11,29 persen dari semester I 2024 yang sebesar Rp50,02 triliun.
Gudang Garam dimiliki oleh keluarga Wonowidjojo melalui perusahaan induk PT Suryaduta Investama, yang menguasai 69,29 persen saham.
Konglomerat Susilo Wonowidjojo adalah pemegang saham utama dan juga generasi kedua penerus bisnis yang dirintis oleh Surya Wonowidjojo pada tahun 1958.
Selain itu, Susilo Wonowidjojo juga punya saham langsung sebesar 0,09 persen. Adiknya, Juni Setiawati Wonowidjojo, tercatat memegang 0,58 persen saham dan juga menjabat sebagai Komisaris Utama Gudang Garam.
Selain Susilo Wonowidjojo dan Juni Setiawati, pemegang saham lain Gudang Garam (GGRM) antara lain Lucas Mulia Suhardja dan PT Suryamitra Kusuma (6,26 persen), sementara sisanya dimiliki oleh publik (23,78 persen).
Halaman Selanjutnya
Berdasarkan laporan keuangan semester pertama yang dipublikasikan di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), 31 Juli 2025, Gudang Garam membukukan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk atau laba bersih senilai Rp117,16 miliar.