Jumat, 24 Oktober 2025 – 05:00 WIB
Tel Aviv, VIVA – Wakil Presiden Amerika Serikat, JD Vance, menyatakan bahwa ia secara pribadi merasa terhina oleh manuver politik Knesset – parlemen Israel – yang mengadakan pemungutan suara untuk memperluas kedaulatan Israel atas semua wilayah di Tepi Barat.
Baca Juga:
ICJ Wajibkan Israel Penuhi Kebutuhan Rakyat Gaza, ‘Haram’ Menyerang Kantor PBB
Vance, yang sedang dalam kunjungan ke Israel untuk memantau secara langsung rencana perdamaian Gaza Presiden AS Donald Trump, justru mendapati Knesset mengajukan rancangan undang-undang tentang perluasan kedaulatan Israel atas semua wilayah di Tepi Barat Sungai Yordan dalam pembacaan pertama sidang parlemen.
"Itu aneh. Saya agak binggung dengan hal itu. Saya bahkan bertanya kepada seseorang, dan mereka mengatakan kepada saya bahwa itu hanyalah pemungutan suara simbolis untuk mengakui atau mencaplok Tepi Barat," kata Vance kepada wartawan ketika ditanya mengenai hal tersebut.
Baca Juga:
Sifat Licik Israel Dimulai, Indonesia Tersudutkan hingga Kena Sanksi Komite Olimpiade Internasional
Ia menambahkan bahwa jika langkah tersebut dimaksudkan sebagai aksi politik, maka hal itu merupakan sesuatu yang sangat bodoh untuk dilakukan dan secara pribadi membuatnya merasa tersinggung.
Baca Juga:
Tegas, Pernyataan Berkelas Erick Thohir Tanggapi Sanksi IOC ke Indonesia
Vance juga menegaskan kembali posisi pemerintahan Trump bahwa AS tidak mendukung Israel untuk menganeksasi Tepi Barat.
"Kebijakan pemerintahan Trump adalah bahwa Tepi Barat tidak akan dianeksasi oleh Israel. Itu akan tetap menjadi kebijakan kami. Dan jika rakyat ingin memberikan suara simbolis, mereka boleh melakukannya, tetapi kami tentu saja tidak senang," tambah wakil presiden tersebut.
Pada 13 Oktober, Trump, Presiden Mesir Abdel Fattah Sisi, Emir Qatar Tamim bin Hamad Al Thani, dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menandatangani deklarasi gencatan senjata di Gaza.
Perjanjian itu menuntut Hamas membebaskan 20 sandera yang masih hidup yang telah ditahan di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023. Sebagai imbalannya, Israel membebaskan 1.718 tahanan Palestina dari Gaza dan 250 tahanan Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel.
WHO: Gaza Masih Kelaparan Meski Berlaku Gencatan Senjata
WHO memperingatkan bahwa kelaparan dan penderitaan di Gaza masih parah meskipun gencatan senjata telah berlaku, dan tingkat bantuan belum membaik-evakuasi medis terbatas.
VIVA.co.id
23 Oktober 2025