Jakarta, VIVA – Lockheed Martin sudah resmi perkenalkan pesawat tempur kolaboratif terbaru yang dinamain Vectis. Pesawat ini dirancang sebagai Jet Tempur AI buat mendukung operasi multi-domain bareng pesawat siluman F-35.
Baca Juga:
6 Jet Tempur Generasi Kelima yang Benar-Benar Siap Perang
Kehadiran Vectis disebut sebagai langkah penting dalam konsep Collaborative Combat Aircraft (CCA) yang sedang dikembangin militer Amerika Serikat.
Mengutip laporan Aviationa2z, pesawat nirawak ini dikerjain oleh divisi proyek canggih Lockheed Martin, Skunk Works. Tujuannya buat memperkuat kemampuan udara modern, mulai dari penargetan, peperangan elektronik, sampe intelijen, pengawasan, dan pengintaian (ISR).
Baca Juga:
Indonesia Mau Beli 42 Unit Jet Tempur Siluman J-10? Ini Kata Kemenhan
Menurut Lockheed Martin, prototipe pertama Vectis ditargetkan bisa terbang dalam dua tahun ke depan.
Pesawat ini dibangun dengan desain siluman, arsitektur modular, dan harga yang lebih terjangkau daripada jet tempur biasa.
Baca Juga:
Vectis diproyeksikan bisa menjalankan berbagai misi, seperti:
– Operasi kontra-udara ofensif maupun defensif
– Peperangan elektronik
– Serangan presisi
– ISR (Intelijen, Surveillance, Reconnaissance)
Gak cuma itu, Vectis juga dirancang supaya bisa beroperasi bareng F-35 atau kemungkinan F-22, jadi aset pendukung yang fleksibel.
Desain Siluman
Dari tampilannya, rendering awal nunjukkin Vectis punya badan pesawat yang ramping dengan sayap delta. Juga ada intake udara di bagian punggung dan konfigurasi sayap campuran yang mendukung karakteristik siluman.
Salah satu keunggulan Vectis adalah pake arsitektur sistem terbuka. Ini memungkinkan integrasi berbagai muatan atau sistem misi yang gak harus dibuat sama Lockheed Martin sendiri. Jadi, pesawat ini bisa terus beradaptasi dengan kebutuhan masa depan.
Lockheed juga bilang kalo pengalaman panjang mereka dalam teknologi siluman diaplikasikan sepenuhnya di Vectis, dengan klaim punya “kemampuan bertahan terbaik di kelas CCA”.
Harga
Walaupun spesifikasi detail seperti jenis mesin atau kecepatan tertinggi belum diungkap, Lockheed ngasih sinyal kalo kecepatan supersonik bukan prioritas utama buat Vectis. Fokusnya adalah kemampuan bertahan hidup di medan tempur modern dengan biaya yang lebih efisien.
Harga prototipe Vectis ditarget di bawah 20 juta dolar AS per unit. Lockheed udah pesen beberapa komponen utama, dan proses pengembangannya lagi berjalan intensif.
Lockheed juga ngasih sinyal kalo Vectis bisa ikut dalam kompetisi program CCA mendatang, terutama Increment 2, tergantung kebutuhan pemerintah AS.
Tapi, seperti proyek militer lainnya, Vectis juga punya tantangan. Mulai dari faktor biaya, sertifikasi, sampe integrasi dengan sistem pertahanan yang udah ada bisa pengaruhin jadwal operasionalnya.
Kehadiran Vectis nunjukkin arah baru pengembangan kekuatan udara global, di mana kolaborasi antara pesawat berawak dan nirawak akan jadi kunci. Dengan fokus pada fleksibilitas, efisiensi biaya, dan kemampuan bertahan hidup, Vectis jadi salah satu kandidat kuat di era baru peperangan udara modern.