Rabu, 22 Oktober 2025 – 14:40 WIB
VIVA – Wabah Covid-19 udah mereda, tapi virusnya terus berevolusi. Baru-baru ini, varian XFG kembali jadi sorotan karena dilaporkan mendominasi kasus positif di Indonesia. Menurut laporan terbaru Kementerian Kesehatan (Kemenkes), varian ini menyumbang 57% dari total kasus Covid-19 yang terdeteksi di minggu ke-42 tahun 2025.
Meski tingkat keparahannya masih rendah, lonjakan angka positif membuat masyarakat dihimbau untuk tetap hati-hati dan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
Apa Itu Varian XFG?
Varian XFG adalah turunan dari Omicron yang terbentuk lewat rekombinasi dua subvarian, yaitu LF.7 dan LP.8.1.2. Gabungan genetik mereka menghasilkan bentuk baru yang dikasih awalan huruf "X", yang menunjukkan sifat rekombinasinya.
Varian ini sudah terdeteksi di lebih dari 130 negara, dengan penyebaran terbesar di Eropa dan Asia. Di Indonesia, XFG ditemukan lewat pengawasan kasus Influenza dan Covid-19 pada 12–18 Oktober 2025. Dari 258 sampel yang diperiksa, ditemukan 11 kasus positif dengan positivity rate 4,26%. Angka ini naik signifikan dibanding minggu sebelumnya yang cuma 1%.
Kasus positif terbanyak berasal dari DKI Jakarta, Jawa Timur, Banten, Jawa Barat, Sumatera Selatan, dan DI Yogyakarta.
XFG Jadi Varian Paling Dominan
Data Kemenkes menunjukkan bahwa varian XFG mendominasi penyebaran virus di Indonesia, disusul oleh LF.7 (29%) dan XFG 3.4.3 (14%). Ketiga varian ini dikategorikan punya risiko rendah, artinya belum terbukti lebih menular atau menyebabkan gejala lebih berat dari varian sebelumnya.
Tapi, masyarakat tetap diminta waspada, terutama untuk lansia dan penderita penyakit bawaan (komorbid) yang rentan alami gejala berat kalau terinfeksi.
Selain Covid-19, Kemenkes juga memantau kenaikan kasus influenza di beberapa wilayah. Aktivitas virus flu sekarang masuk kategori sedang, dengan proporsi pasien rawat inap naik dari 34% jadi 38%. Kasus terbanyak ditemukan pada anak usia 0–4 tahun, dan didominasi sama subtipe A (H3N2).
Sementara itu, kasus RSV (Respiratory Syncytial Virus) dan infeksi multipatogen pernapasan lainnya malah menunjukkan tren penurunan dalam dua minggu terakhir.