Senin, 23 September 2024 – 09:45 WIB
Lebanon, VIVA – Direktur Eksekutif Dana Anak-anak PBB (UNICEF), Catherine Russell, baru-baru ini menyampaikan keprihatinan yang mendalam mengenai situasi anak-anak di Lebanon.
Baca Juga :
Fakta Mengejukan 5 Pembunuh Anak yang Wajahnya Dilakban, Ada Teman Ibu Korban
Dalam sebuah unggahan di media sosial X, ia mengekspresikan rasa ngerinya setelah mendengar laporan tentang terbunuhnya sedikitnya 5 anak dan beberapa lainnya yang terluka akibat serangan terbaru di negara tersebut.
Baca Juga :
Polisi Tangkap 5 Pelaku Pembunuhan Anak yang Wajahnya Dilakban
“Mengerikan mendengar laporan sedikitnya 5 anak terbunuh dan beberapa lainnya terluka dalam serangan minggu ini di #Lebanon,\” kata Catherine Russell di X, dilansir dari Anadolu Ajansi pada Senin, 23 September 2024.
Catherine Russell juga mengungkapkan bahwa dalam 11 bulan terakhir, sudah ada laporan tentang 25 anak yang terbunuh dan lebih dari 200 lainnya yang terluka.
Baca Juga :
DK PBB Gelar Sidang Darurat Pasca Serangan Israel ke Lebanon
\”Eskalasi ini membuat lebih banyak anak berisiko mengalami kematian, cedera, dan ketakutan,\” katanya.
Ia menekankan bahwa meningkatnya permusuhan di wilayah tersebut sangat mengancam keselamatan anak-anak.
\”Ini harus dihentikan, sekarang,\” tambahnya.
Serangan udara Israel di wilayah Pinggiran Selatan Beirut pada hari Jumat lalu menjadi salah satu penyebab peningkatan jumlah korban.
Kementerian kesehatan Lebanon melaporkan bahwa jumlah korban tewas akibat serangan tersebut telah meningkat menjadi 37 orang.
Serangan ini terjadi setelah ledakan perangkat genggam dan pager yang digunakan oleh kelompok Hizbullah di Lebanon, yang juga mengakibatkan sedikitnya 37 korban, termasuk anak-anak, dan lebih dari 3.000 orang terluka.
Konflik antara Israel dan Hizbullah telah berlangsung sejak dimulainya perang yang mematikan di Jalur Gaza. Sejak saat itu, lebih dari 41.300 orang, sebagian besar wanita dan anak-anak, telah kehilangan nyawa mereka.
Hal ini terjadi setelah serangan lintas perbatasan oleh Hamas pada 7 Oktober tahun lalu, yang memicu ketegangan yang semakin meningkat di wilayah tersebut.
Halaman Selanjutnya
Ia menekankan bahwa meningkatnya permusuhan di wilayah tersebut sangat mengancam keselamatan anak-anak.