Sabtu, 22 November 2025 – 13:48 WIB
Jakarta, VIVA – Lembaga Administrasi Negara (LAN) terus memperkuat ekosistem pembelajaran bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) atau PNS. Ini merupakan upaya strategis untuk mendukung transformasi birokrasi nasional.
Baca Juga:
Bobby Nasution: Daripada Main Judol, Bagus Belajar Pasar Modal
Hal ini disampaikan Kepala LAN, Muhammad Taufiq, dalam rapat koordinasi Paguyuban PANRB di Bandung. Dia menjelaskan bahwa pengembangan kompetensi ASN saat ini menghadapi beberapa tantangan. Tantangan ini termasuk belum terintegrasinya pengembangan human capital dengan rencana pembangunan pemerintah, serta fragmentasi pelatihan antar instansi.
Di sisi lain, kewajiban belajar bagi semua ASN yang diatur dalam Undang-Undang ASN membutuhkan pendekatan baru yang lebih adaptif dan kolaboratif.
Baca Juga:
Mobil Bensin dan Diesel akan Dilarang Demi Dorong Transisi Besar ke Listrik
"Dengan jumlah ASN yang mencapai sekitar 5,2 juta orang, mustahil pendekatan pembelajaran konvensional dan terkotak-kotak dapat memenuhi kebutuhan kompetensi masa kini," ujar Taufiq.
Taufiq juga menyampaikan bahwa LAN telah mengubah paradigma dari model pembelajaran tradisional yang birokratis, menuju ekosistem pembelajaran yang lebih terbuka, terintegrasi, dan berfokus pada kebutuhan pengguna.
Baca Juga:
Purbaya CS Buka Suara Soal Wacana Kenaikan Gaji ASN di 2026
Dalam ekosistem ini, pembelajaran tidak lagi bergantung pada satu lembaga saja, tetapi menghubungkan berbagai pemangku kepentingan seperti instansi pemerintah, perusahaan, lembaga pendidikan, dan platform teknologi. Pendekatan ini juga mendorong ASN untuk belajar secara fleksibel melalui gabungan formal learning, social learning, dan experiential learning.
"Ekosistem pembelajaran memungkinkan kita membuka sekat antar instansi, menghadirkan mitra profesional, dan memastikan bahwa ASN belajar dari sumber terbaik sesuai perkembangan kompetensi yang dibutuhkan," jelasnya.
Kepala LAN Muhammad Taufiq.
Beberapa program prioritas yang dikembangkan LAN dalam ekosistem pembelajaran ini meliputi: ASN Talent Academy, Reformer Academy, Learning Marketplace, Outbound Business Learning di Daerah, Pelatihan Kepemimpinan Nasional Berbasis Ekosistem, dan Penguatan Jejaring Pembelajaran Internasional.
Untuk memastikan keberlanjutan ekosistem pembelajaran ini, LAN menekankan pentingnya sinergi regulasi antara Kementerian PANRB, LAN, BKN, dan ANRI. Selain itu, diperlukan mekanisme kurasi untuk penyedia pelatihan, pengakuan hasil belajar, serta sistem data ASN yang terintegrasi sebagai fondasi untuk pengembangan kompetensi di masa depan.
"Keberhasilan ekosistem pembelajaran tidak hanya bergantung pada program, tetapi juga pada regulasi yang solid, data yang kuat, dan skema pembiayaan yang berkelanjutan," tegasnya.
Halaman Selanjutnya
Sementara itu, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Rini Widyantini menegaskan pentingnya koordinasi lintas lembaga dalam membangun fondasi reformasi birokrasi jangka panjang menuju periode 2025–2045. Tahun 2025 menjadi momentum strategis untuk memasuki fase awal pelaksanaan RPJMN baru yang akan menjadi dasar perencanaan menuju Indonesia Emas 2045.