Rabu, 1 Oktober 2025 – 12:52 WIB
Jakarta, VIVA – Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, memaparkan data orang yang mengalami keracunan setelah menyantap menu Makan Bergizi Gratis (MBG). Dia mengungkapkan bahwa sebanyak 6.517 orang mengalami keracunan sejak Januari 2025. Dadan menyebutkan bahwa keracunan paling banyak terjadi di Pulau Jawa, yaitu sebanyak 45 kasus.
Baca Juga:
Kepala BGN Akui Tak Semua Dapur MBG Punya Sanitasi Air Bersih
Hal tersebut diungkapkan Dadan dalam rapat bersama Komisi IX DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, pada Rabu, 1 Oktober 2025.
Dalam paparannya, ia membagi tiga wilayah pemantauan MBG, yaitu Wilayah I di Pulau Sumatera, Wilayah II di Pulau Jawa, dan Wilayah III untuk Indonesia bagian timur.
Baca Juga:
Kepala BGN: Seharusnya Proses Masak Sampai Pengiriman Optimalnya 4 Jam
UMKM binaan BRI jadi pemasok program MBG
"Sebaran kasus terjadinya gangguan pencernaan atau kasus di SPPG terlihat dari 6 Januari sampai 31 Juli itu tercatat ada kurang lebih 24 kasus kejadian. Sementara dari 1 Agustus sampai malam tadi itu ada 51 kasus kejadian," ujar Dadan.
Baca Juga:
Kepala BGN Ungkap Banyak Dapur MBG yang Abaikan SOP jadi Penyebab Keracunan Massal
Dadan menjelaskan bahwa data lebih dari 6 ribu orang itu didapat sejak Januari hingga September 2025.
"Kalau dilihat dari sebaran kasus, maka kita lihat bahwa di Wilayah I itu tercatat ada yang mengalami gangguan pencernaan sejumlah 1.307, Wilayah II ini sudah bertambah tidak lagi 4.147 ditambah dengan yang di Garut mungkin 60 orang, Wilayah III ada 1.003 orang," katanya.
Di sisi lain, Dadan mengatakan temuan kasus keracunan meningkat dalam dua bulan terakhir. Salah satu penyebab keracunan massal yang sering terjadi di beberapa wilayah adalah dapur MBG yang tidak mematuhi SOP.
"Kita bisa identifikasi bahwa kejadian itu rata-rata karena SOP yang kita tetapkan tidak dipatuhi dengan seksama," ujar Dadan.
Ia menjelaskan bahwa seharusnya para pengelola dapur MBG harus membeli bahan baku dua hari sebelum memasak. Namun, banyak dapur yang membeli bahan baku empat hari sebelumnya.
Dadan menegaskan bahwa pihaknya akan menindak SPPG yang tidak mematuhi SOP. Salah satunya yaitu dengan menutup sementara dapur MBG tersebut.
Kepala BGN Dadan Hindayana meninjau siswa keracunan MBG di Bandung Barat
"Jadi dari hal-hal seperti itu kemudian kita memberikan tindakan bagi SPPG yang tidak mematuhi SOP dan juga menimbulkan kegaduhan. Kita tutup sementara sampai semua proses perbaikan dilakukan," pungkasnya.
Halaman Selanjutnya
Di sisi lain, Dadan mengatakan temuan kasus keracunan meningkat di dua bulan terakhir. Salah satu penyebab keracunan massal yang kerap terjadi di sejumlah wilayah adalah dapur MBG yang tak mematuhi SOP.