Selasa, 17 September 2024 – 06:00 WIB
Masyarakat berdesakan saling berebut gunungan yang berisi hasil bumi saat Grebeg Maulud Keraton Surakarta pada Senin (16/9). Foto: Romensy Augustino/JPNN
jateng.jpnn.com, SOLO – Puncak tradisi Sekatenan Keraton Kasunanan Surakarta ditutup dengan digelarnya Grebeg Maulud pada 12 Rabiul Awal 1446 H atau Senin (16/9) 2024. Tradisi tahunan kerajaan pecahan Mataram Islam itu dimaknai beragam oleh masyarakat.
Laporan Romensy Augustino Solo
Penyelenggaraan Grebeg Maulud menandai selesainya tradisi Sekatenan yang digelar Keraton Surakarta. Tradisi ini dibuka dengan ditabuhnya Gamelan Sekaten, yakni Kanjeng Kyai Guntur Sari dan Kanjeng Kyai Guntur Madu pada Senin (9/9).
Gamelan ditabuh selama 7 hari berturut-turut dan berhenti sebelum acara Grebeg Maulud dimulai.
Takmir Masjid Agung Solo Ahmad Muhtarom mengungkapkan bahwa Sekatenan adalah tradisi mengenang kelahiran Nabi Muhammad. Sejak era Kerajaan Demak, Sekaten selalu diselenggarakan selama 7 hari.
\”Sudah bagian dari budaya Keraton yang dari Demak bahwa Sekaten itu dilaksanakan sepekan,\” ujarnya saat diwawancarai JPNN.com.
Grebeg Maulud yang digelar bertepatan bertepatan dengan kelahiran Nabi Muhammad menjadi puncak perayaan dari Sekatenan. Saat proses grebeg terdapat gunungan berisi hasil bumi yang diarak untuk dibagikan ke masyarakat secara merata.
\”Setelah proses Sekatenan, gemalan itu masuk dan dibunyikan selama sepekan. Inilah hari terhahir bertepatan dengan kelahiran Nabi Muhammad. Memperingati maulid nabi Muhammad,\” katanya saat diwawancarai.
Puncak tradisi Sekatenan Keraton Kasunanan Surakarta ditutup dengan digelarnya Grebeg Maulud pada 12 Rabiul Awal 1446 H atau Senin (16/9) 2024.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News