Tingkat Kepuasan Publik terhadap Kinerja Presiden Capai 74,8%

loading…

Presiden Prabowo Subianto hadiri forum PBB di New York. FOTO/Tim Media Prabowo Subianto

JAKARTA – Kepuasan publik terhadap kinerja Presiden Prabowo Subianto masih tinggi saat pemerintahan Prabowo-Gibran genap satu tahun. Survey dari LSI Denny JA menunjukkan 74,8% masyarakat merasa puas, dan hanya 22,8% yang tidak puas.

Direktur KCI – LSI Denny JA, Adjie Alfaraby, bilang kalo hasil survei ini menunjukan tingkat kepuasan pada Prabowo mulai berubah-ubah. Di Januari 2025, tingkat kepuasan publik sempet capai 80%, terus naik lagi jadi 81,2% pada Juni 2025.

“Ini bukan gejala elektoral, tapi lebih ke tanda psikologis. Masa euforia udah berubah jadi masa evaluasi. Gaya tegas dan gestur heroik udah nggak cukup, masyarakat sekarang butuh kebijakan yang bener-bener dirasakan di dapur dan di tempat kerja,” kata Adjie Alfaraby dalam pernyataannya, Kamis (23/10/2025).

Adjie nambahin, dalam survei yang dilakukan ke 1.200 responden tanggal 10-19 Oktober, LSI Denny JA juga ukur enam aspek kehidupan bernegara selama setahun terakhir. Hasilnya, lima aspek dapat rapor biru dan satu aspek dapet rapor merah.

“Skor ini dihitung dari persentase publik yang nilai baik/sangat baik dikurangi persentase yang nilai buruk/sangat buruk. Kalau hasilnya positif, berarti rapor biru. Kalau hasilnya negatif, ya rapor merah,” jelasnya.

Dari keenam bidang tadi, hubungan internasional nilainya paling tinggi (63,5).
Publik liat Prabowo tampil percaya diri di forum global. Prabowo suarakan kemanusiaan dalam konflik Israel-Palestina, bawa semangat Global South, dan perluas jaringan diplomasi dengan tokoh dunia kayak Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Masuknya Indonesia ke BRICS nunjukkin bahwa negara kita nggak cuma jadi penonton lagi, tapi udah jadi pemain di peta kekuatan global.

MEMBACA  Peran Penganggaran dalam Pengelolaan Keuangan Publik

“Dalam pandangan publik, Prabowo bukan cuma presiden nasional, tapi juga figur global, pemimpin yang bikin Indonesia kembali dihargai. Rasa bangga ini nyata, emosional, dan susah dipisahin dari identitas bangsa yang udah lama pengen diakui dunia,” tutur Adjie.