Disperindag Kepulauan Riau (Kepri) sedang berusaha untuk menstabilkan harga cabai di pasar yang baru-baru ini mengalami lonjakan dengan membangun kerja sama antardaerah (KAD). Menurut Direktur Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas), Maino Dwi Hartono, harga cabai yang melambung tinggi belakangan ini disebabkan oleh cuaca ekstrem di beberapa daerah.
Maino menjelaskan bahwa kenaikan harga cabai terutama disebabkan oleh faktor cuaca ekstrem, seperti curah hujan tinggi, banjir di sebagian area pertanaman, angin, dan serangan hama. Cuaca ekstrem tersebut menyebabkan penurunan produksi cabai di beberapa wilayah.
Bapanas akan terus memantau harga cabai dalam satu pekan ke depan. Jika harga masih tinggi, Bapanas akan mengambil sejumlah kebijakan, seperti memberikan bantuan subsidi transportasi, fasilitasi distribusi pangan, dan melakukan gerakan pangan murah. Namun, perlu diperhatikan agar mobilisasi cabai dari wilayah sentral atau wilayah produksi Jabodetabek tidak mengganggu wilayah lainnya.
Sementara itu, Pegiat Asosiasi Agribisnis Cabai Indonesia (AACI), Teguh Suprapto, memperkirakan bahwa harga cabai rawit merah akan segera turun dalam satu hingga dua pekan ke depan.
Harga cabai yang melambung tinggi belakangan ini disebabkan oleh adanya cuaca ekstrem di beberapa daerah.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News