Jakarta (ANTARA) – Rencana pembangunan tembok laut raksasa di pantai utara Jawa bertujuan untuk menyelamatkan masyarakat dari dampak perubahan iklim di masa depan, kata Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Daerah Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Menurut menteri itu, melindungi garis pantai bukan hanya soal memasang infrastruktur, tapi juga menyangkut kelangsungan hidup masyarakat dan bangsa.
“Arah Presiden (Prabowo Subianto) bukan hanya respons teknis, tapi keputusan berani untuk menyelamatkan masa depan jutaan orang di pesisir utara Jawa. Bagi negara kepulauan, melindungi pantai berarti melindungi eksistensinya,” jelasnya Jumat lalu.
Tembok laut ini sudah direncanakan sejak 1995, akan membentang sekitar 500 kilometer dari Banten hingga Gresik, dan diperkirakan menelan biaya hingga US$80 miliar. Pembangunannya akan dilakukan bertahap selama 15 sampai 20 tahun.
Sebelumnya, Presiden Prabowo mengumumkan rencana membentuk Badan Otorita Tembok Laut Pantai Utara Jawa guna melanjutkan proyek ini.
Tembok laut raksasa adalah struktur besar yang dibangun di sepanjang pantai untuk memisahkan daratan dari laut, dengan tujuan mencegah erosi pantai dan kerusakan akibat ombak.
Di Jakarta, konsep ini sudah dimasukkan ke dalam proyek National Capital Integrated Coastal Development (NCICD), yang dirancang untuk melindungi kota dari ancaman banjir rob dan penurunan tanah.
Penerjemah: Aji Cakti, Yashinta Difa
Editor: Rahmad Nasution
Hak Cipta © ANTARA 2025