Jakarta (ANTARA) – Bank Indonesia (BI) menilai surplus perdagangan Indonesia yang meningkat pada Agustus 2025 sebagai perkembangan positif yang memperkuat ketahanan eksternal ekonomi negara.
Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang dirilis Rabu, Indonesia mencatatkan surplus perdagangan sebesar US$5,49 miliar pada Agustus 2025, naik dari US$4,17 miliar di bulan Juli.
“Ke depanya, Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi kebijakan dengan pemerintah dan otoritas terkait lainnya untuk meningkatkan ketahanan eksternal dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan,” ujar Ramdan Denny Prakoso, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu.
BPS melaporkan bahwa surplus perdagangan yang lebih tinggi itu terutama didorong oleh pertumbuhan di sektor nonmigas.
Neraca perdagangan nonmigas mencatat surplus sebesar US$7,15 miliar pada Agustus 2025, didukung oleh peningkatan ekspor nonmigas yang mencapai US$23,89 miliar pada bulan tersebut.
Kinerja ekspor nonmigas yang kuat ini sebagian besar disokong oleh pengiriman komoditas berbasis sumber daya alam, seperti bahan bakar mineral dan lemak/minyak hewani nabati, bersamaan dengan barang-barang manufaktur seperti kendaraan dan suku cadang kendaraan.
Tiongkok, Amerika Serikat, dan India tetap menjadi tujuan utama ekspor nonmigas Indonesia.
Sementara itu, defisit perdagangan migas melebar menjadi US$1,66 miliar pada Agustus, karena impor naik lebih tajam dibandingkan ekspor di sektor tersebut.