Stres Hingga Buang Air Besar Berdarah? Waspadai Penyakit Radang Usus

Rabu, 10 Desember 2025 – 12:30 WIB

Jakarta, VIVA – Penyakit radang usus atau Inflammatory Bowel Disease (IBD) merupakan salah satu kondisi kesehatan yang perlu diperhatikan secara serius. IBD adalah gangguan medis yang terjadi karena ada peradangan kronis pada saluran pencernaan dan bisa berlangsung dalam jangka panjang.

Baca Juga:
Ternyata Selama Ini Kita Salah! Begini Posisi BAB yang Terbukti Paling Sehat Menurut Sains

Kalau tidak ditangani dengan baik, penyakit ini bisa menggangu kualitas hidup penderitanya, terutama ketika gejala tiba-tiba muncul atau kambuh karena faktor pemicu seperti stres. Scroll lebih lanjut yuk!

Apa Itu IBD dan Gejalanya?

Baca Juga:
Scroll HP di Toilet? Kebiasaan Sepele Ini bikin Kamu Masuk Rumah Sakit

IBD terdiri dari dua jenis utama, yaitu kolitis ulseratif dan penyakit Crohn. Keduanya ditandai dengan peradangan pada usus, tapi bisa menyerang area yang berbeda-beda dalam sistem pencernaan. Para ahli menjelaskan bahwa kondisi ini bersifat kronis dan butuh pemantauan jangka panjang.

Gejala IBD dapat bervariasi pada tiap pasien, mulai dari tingkat ringan hingga berat. Beberapa tanda umumnya termasuk nyeri dan kram perut, diare berulang, mudah lelah, penurunan berat badan drastis, demam, hingga BAB berdarah.

Baca Juga:
6 Rekomendasi Obat Susah BAB yang Ampuh Atasi Sembelit

Kombinasi gejala ini sering membuat pasien merasa khawatir dan terdorong untuk mencari penanganan medis lebih lanjut.

Peran Stres dalam Memicu Kambuhnya IBD

Selain faktor fisik, aspek psikologis ternyata juga punya kontribusi besar terhadap kondisi pasien IBD. Dalam penjelasannya, seorang Dokter Spesialis Penyakit Dalam menekankan bahwa gangguan psikologis dapat memicu kekambuhan penyakit ini.

"Saya menyampaikan memang faktor psikologis berperan. Tadi yang saya bilang, IBD nggak pernah kambuh, tapi ketika udah mau masuk usia pensiun, udah memikirkan nanti nganggur, nggak punya penghasilan, anaknya masih sekolah, misalnya, ini juga akan jadi faktor. Tapi, jangan dibalik," kata Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Gastroenterologi-Hepatologi, Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, MMB, SpPD, K-GEH, FACP, FACG, dalam acara Pekan Kesadaran Kolitis Ulseratif Penyakit Crohn 2025 bersama Yayasan Gastroenterologi Indonesia, di Jakarta, Selasa 9 Desember 2025.

MEMBACA  Pitcher Penyaring Air Terbaik untuk Tahun 2024

Pekan Kesadaran Kolitis Ulseratif Penyakit Crohn 2025

Photo: VIVA/RizkyaFajarani Bahar

Ia menegaskan bahwa stres tidak menyebabkan IBD, namun dapat mencetuskan kekambuhannya.

"Kondisi IBD ini bisa relapse, yang saya bilang tadi kambuh, karena faktor psikologis atau faktor psikologis ini kan nggak selalu karena faktor pikiran," jelas Prof. Ari.

Halaman Selanjutnya

Stres sendiri dapat muncul dalam berbagai bentuk. Pada beberapa pasien, kurang tidur menjadi pemicu yang kuat. Beban pekerjaan yang terlalu berat juga kerap menjadi faktor pemicu stres yang pada akhirnya memperburuk kondisi usus.

Tinggalkan komentar