Strategi Ekonomi Hijau Sulawesi Selatan untuk Pertumbuhan Berkelanjutan

Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan sudah mulai transisi menuju ekonomi hijau dengan merumuskan tujuh strategi bersama International Forestry Research and World Agroforestry (ICRAF).

Inisiatif ini diharapkan bisa mendongkrak pertumbuhan ekonomi yang berbasis sumber daya terbarukan sambil tetap jaga kelestarian lingkungan.

“Tujuan kami adalah memperkuat pertumbuhan ekonomi yang adil dan berkelanjutan. Dengan dukungan ICRAF, Sulsel siap memulai transformasi ke ekonomi hijau,” ujar Penasehat Ekonomi Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, Since Erna Lamba, di Makassar pada Jumat.

Strategi-strategi tersebut mencakup pengelolaan tata ruang dan lahan terpadu, optimasi modal dan akses untuk pembangunan yang merata, responsif, inklusif, serta inovatif, termasuk juga peningkatan produktivitas dan daya saing sektor prioritas daerah.

Selain itu, juga ada peningkatan rantai nilai untuk dukung UMKM dan koperasi, penguatan konektivitas yang adaptif terhadap bencana, pengelolaan dan pemulihan daerah aliran sungai (DAS), serta penggunaan instrumen ekonomi untuk mendukung jasa lingkungan.

“Dengan perencanaan yang terstruktur, baik jangka pendek maupun panjang, kita bisa meminimalisir risiko dalam transisi menuju ekonomi hijau,” tambah Lamba.

Rencana transformasi ini juga sudah dipaparkan sehari sebelumnya dalam acara diseminasi Green Growth Plan (GGP) di Makassar yang menghimpun berbagai pemangku kepentingan.

Penelitian menunjukkan bahwa jika strategi ini dijalankan, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sulawesi Selatan diproyeksikan tumbuh rata-rata 0,6 persen lebih tinggi dibandingkan skenario biasa.

Intensitas emisi juga diperkirakan membaik, turun menjadi sekitar 0,20 tonCO2eq per miliar rupiah, berbanding dengan 2,19 tonCO2eq per miliar rupiah pada skenario biasa.

“Strategi ini diharapkan dapat memperbaiki struktur sosial, meningkatkan kualitas lingkungan, dan menghindari degradasi ekosistem. Perencanaan ini akan menjadi pelaksanaan ekonomi hijau jangka menengah dan panjang di Sulawesi Selatan,” kata Direktur Program ICRAF Indonesia, Andree Ekadinata.

MEMBACA  Laptop Windows Terbaik untuk Tahun 2025

Rencana ini dinilai penting karena kontributor utama PDRB Sulsel masih didominasi oleh pertambangan, manufaktur, pertanian, perkebunan, kehutanan, dan perikanan.

Namun, dalam satu dekade terakhir, ICRAF mencatat adanya penurunan produktivitas pertanian dan perkebunan di provinsi tersebut karena berkurangnya kualitas lingkungan dan daya dukung lahan.

Beberapa daerah penghasil pangan juga telah mengalami perubahan dalam penyediaan jasa lingkungan, yang meningkatkan kerentanan provinsi itu terhadap perubahan iklim.

Sebagai provinsi yang ekonominya sangat bergantung pada sektor berbasis lahan, Sulawesi Selatan perlu memastikan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan untuk memperkuat ketahanan iklim, menjaga kelestarian lingkungan, dan meningkatkan mata pencaharian masyarakat.

Berita terkait: Indonesia memperkuat kehutanan sosial untuk dorong ekonomi hijau

Berita terkait: Indonesia dorong pemuda siapkan karier masa depan di ekonomi hijau

Berita terkait: Pemerintah RI lihat kehutanan sosial sebagai penggerak ekonomi hijau

*Penerjemah: Primayanti
Editor: Azis Kurmala
Hak Cipta © ANTARA 2025*