Jumat, 12 September 2025 – 11:12 WIB
Jakarta, VIVA – Seorang pria ini berhasil mengalahkan Elon Musk meskipun cuma sebentar. Dia adalah Larry Ellison, Co-Founder Oracle.
Baca Juga :
Tesla Hadapi Persaingan Ketat, Pangsa Pasar EV Turun Drastis
Ia sanggup menggeser Elon Musk sebagai orang paling kaya di dunia tahun ini. Tetapi, momen itu hanya bertahan beberapa jam saja sebelum bos Tesla itu kembali ke posisi pertama.
Kekayaan Larry Ellison naik drastis dari US$89 miliar (Rp1.466 triliun) jadi US$383 miliar (Rp6.310 triliun) pada tanggal 10 September, setelah laporan pendapatan Oracle, seperti diberitakan Bloomberg via CNN, Jumat, 12 September 2025.
Baca Juga :
Mayat Membusuk ditemukan di Mobil Tesla Diduga Milik Penyanyi Kenamaan D4vd
Lonjakan ini berkat artificial intelligence (kecerdasan buatan atau AI), melalui kerja sama Oracle dengan OpenAI, pemilik ChatGPT.
Namun, pada penutupan pasar hari Rabu, kekayaan Elon Musk kembali unggul tipis menjadi US$384 miliar (Rp6.326 triliun). Selisih mereka cuma US$1 miliar (sekitar Rp16,4 triliun).
Baca Juga :
Oracle PHK Besar-besaran, Lebih dari 3.000 Karyawan di Berbagai Negara Jadi Korban
Tapi, kalau lihat dari indeks miliarder Forbes yang real-time, total kekayaan Larry Ellison mencapai hampir US$390 miliar (Rp6.435 triliun), dibandingkan kekayaan Elon Musk yang sekitar US$436 miliar (Rp7.183 triliun).
Walaupun terlihat bersaing, Larry Ellison dan Elon Musk sebenarnya teman dekat. Bahkan, Ellison pernah bantu Musk ketika kariernya sebagai CEO Tesla sedang dalam masa sulit, menurut AFP.
Larry Ellison investasi lebih dari US$1 miliar (Rp16,4 triliun) dalam akuisisi Twitter (sekarang X) oleh Elon Musk, dan juga pernah jadi dewan direksi Tesla selama bertahun-tahun.
Sebelumnya, Tesla kembali membuat gebrakan dengan memberikan paket saham baru senilai US$29 miliar (Rp474 triliun) kepada pemimpinnya, Elon Musk.
Pemberian ini bertujuan untuk memastikan Musk tetap memimpin perusahaan sampai setidaknya tahun 2027, sekaligus jadi kompensasi untuk paket gaji sebelumnya senilai US$50 miliar yang dibatalkan pengadilan tahun lalu.
Keputusan ini diambil setelah Pengadilan Delaware membatalkan paket kompensasi Musk pada tahun 2018. Pengadilan menilai ada kelemahan dalam proses persetujuan dewan dan merasa ini tidak adil bagi para investor.
Untuk mengatasi masalah ini dan menjaga fokus Musk pada Tesla di tengah banyaknya usaha lain yang dia jalankan, sebuah komite khusus dibentuk. Komite ini yakin bahwa paket saham baru ini akan menjadi insentif yang kuat.
Selain itu, paket saham ini juga akan secara bertahap menaikkan hak suara Musk di dewan direksi. Sebagai pemegang saham terbesar dengan 13 persen saham, langkah ini akan semakin menguatkan posisinya di perusahaan.
Halaman Selanjutnya
Larry Ellison berinvestasi lebih dari US$1 miliar (Rp16,4 triliun) dalam akuisisi Twitter (kini X) oleh Elon Musk, sekaligus menjabat sebagai dewan direksi Tesla selama bertahun-tahun.