loading…
Pedro Elias Garzon Delvaux dikenal sebagai remaja Fedora yang viral saat ada perampokan di Museum Louvre. Foto/X/@bertieespinosa
PARIS – Saat Pedro Elias Garzon Delvaux yang berumur 15 tahun sadar bahwa foto dirinya di Louvre oleh Associated Press pada hari perampokan permata mahkota sudah dilihat jutaan kali, reaksi pertamanya adalah tidak buru-buru buka identitasnya di internet.
Justru sebaliknya. Sebagai penggemar berat Sherlock Holmes dan Hercule Poirot yang tinggal bersama orang tua dan kakeknya di Rambouillet, sekitar 30 km dari Paris, Pedro memilih untuk membiarkan misteri ini berlanjut.
Ketika banyak teori bermunculan tentang pria berpakaian rapi dalam foto “Fedora Man” itu – ada yang bilang dia detektif, orang dalam, atau bahkan hasil AI – dia memutuskan untuk diam saja dan melihat perkembangannya.
“Saya tidak mau langsung kasih tau bahwa itu saya,” katanya. “Foto ini punya misteri, jadi harus dibiarkan misterius agak lama.”
Siapa Elias Garzon Delvaux? Remaja Fedora yang Viral dalam Perampokan Museum Louvre
1. Remaja yang Cerdas
Pedro adalah seorang remaja pintar yang tanpa sengaja terseret dalam cerita mendunia.
Foto yang membuatnya terkenal sebenarnya dimaksudkan untuk mendokumentasikan TKP. Tiga polisi sedang bersandar di mobil perak yang menghalangi pintu masuk Museum Louvre, beberapa jam setelah pencuri menyerang permata mahkota Prancis siang hari. Di sebelah kanan, seorang tokoh sendiri dalam kelompok tiga orang sedang berjalan lewat – seperti adegan film noir dalam perburuan modern.
2. Remaja Fedora yang Berperan Seperti Detektif
Internet lah yang menyebarkan sisanya. “Fedora Man”, begitu panggilannya di internet, dikira sebagai detektif jadul, orang dalam, iklan Netflix – atau bahkan bukan manusia sungguhan. Banyak yang yakin dia cuma buatan AI.
Pedro paham kenapa orang berpikir begitu. “Di foto itu, pakaian saya lebih seperti gaya tahun 1940-an, padahal kita di tahun 2025,” katanya. “Memang ada kontrasnya.”
Bahkan beberapa keluarga dan temannya sempat ragu – sampai mereka melihat ibunya di latar belakang foto. Baru setelah itu mereka yakin: detektif palsu favorit internet itu ternyata anak beneran.
Baca Juga: Buru Kapal Selam Rusia, Jerman Siagakan Pesawat Penjaga Poseidon Baru
3. Berawal dari Iseng
Cerita sebenarnya cukup sederhana. Pedro, ibunya, dan kakeknya datang untuk berkunjung ke Louvre.
“Kami mau ke Louvre, tapi museumnya tutup,” katanya. “Kami tidak tau kalau ada perampokan.”