Son Heung-min Tidak Beralih dari Piala Asia 2023: Ini Benar-benar Menyakitkan!

loading…

Son Heung-min Belum Move On dari Piala Asia 2023: Ini Sungguh Menyakitkan! Foto: REUTERS/Hannah Mckay

LONDON – Penyerang Tottenham Hotspur, Son Heung-min mengaku masih kecewa dengan hasil Korea Selatan di Piala Asia 2023. Meski menyakitkan, tetapi ia sudah menemukan cara untuk mengobati kekecewaan tersebut.

Tottenham Hotspur berhasil meraih kemenangan 2-1 atas Brighton & Hove Albion di pertandingan ke-24 Liga Inggris 2023/2024. Laga tersebut berlangsung di Tottenham Hotspur Stadium, Sabtu (10/2/2024).

The Lilywhites -julukan Tottenham Hotspur- harus tertinggal terlebih dahulu, setelah tendangan penalti Pascal Gross menit ke-17 tak bisa diantisipasi Guglielmo Vicario. Namun Tottenham Hotspur mampu membalikan keadaan melalui Pepe Matar Saar menit 61 dan Brennan Johnson 90+6.

Sementara Son Heung-min masih kecewa untuk membahas hasil Piala Asia 2023. Namun, ia mengaku kembali bermain bersama Tottenham Hotspur menjadi obat atas kegagalan membawa Korea Selatan juara Piala Asia.

“Tidak menyenangkan membicarakan turnamen ini lagi. Benar-benar menyakitkan, namun untuk menyembuhkannya adalah bermain sepak bola lagi untuk membuat saya tersenyum lagi,” kata Son Heung-min dikutip dari Tribal Football, Selasa (13/2/2024).

Penyerang berusia 31 tahun itu tampil dari bangku cadangan dan tampil selama 28 menit serta menyumbangkan assist. Son Heung-min pun mengaku ingin membantu The Lilywhites untuk bisa kembali mendapatkan hasil bagus, sehingga tak ingin terlalu lama beristirahat usai tampil di Piala Asia 2023.

“Tentu saja, saya kembali dengan sangat cepat untuk membantu tim. Saya ingin menjadi bagian dari tim dan kami meraih hasil bagus (melawan Brighton),” ujarnya.

Son Heung-min sempat absen memperkuat Tottenham Hotspur sebanyak lima laga untuk membela Korea Selatan. Namun, ia gagal membawa negaranya menjadi juara usai dihentikan Yordania dengan skor 0-2 di babak semifinal.

MEMBACA  Bagaimana Perangkat Elektronik Jadul Dapat Menjadi Senjata Mematikan: Pembelajaran dari Kasus Hizbullah

(sto)