Soeharto: Di Antara Jasa dan Polemik

Senin, 10 November 2025 – 01:20 WIB

(Artikel Opini ini ditulis oleh Roland Gunawa, Penulis dan Pegiat Literasi Pesantren)

Baca Juga:
Mensesneg Ungkap Alasan Soeharto Dapat Gelar Pahlawan Nasional

VIVA – Sejarah perjalanan bangsa Indonesia tak bisa dilepaskan dari nama Soeharto. Sejak zaman penjajahan, perlawanan terhadap penjajahan, kemerdekaan, dan pasca kemerdekaan, sosoknya tak tergantikan. Sampai akhirnya ia dipercaya menjadi presiden Republik Indonesia kedua menggantikan Presiden Soekarno, bapak revolusi dan sang proklamator.

Source : Istimewa

Baca Juga:
Prabowo Umumkan Soeharto jadi Pahlawan Nasional Besok

Soeharto adalah tokoh yang tidak sedikit kontribusinya bagi bangsa Indonesia. Pada saat yang sama, Soeharto juga tokoh yang tak lepas dari kontroversi. Belakangan nama Soeharto kembali menjadi perbincangan terkait dengan usulan namanya menjadi salah satu Pahlawan Nasional. Pro dan kontra pun terjadi. Sebagian kalangan setuju, dan sebagian lain tidak setuju bahkan menolak. Di sini, sangat penting memberi publik pengetahuan yang seimbang antara kontribusi dan kontroversi dari sosok Soeharto.

Kontribusi
Kontribusi Soeharto dalam menghadapi dan menyelesaikan kemelut bangsa. Pertama, serangan 1 Oktober 1949 di Yogyakarta. Setelah Indonesia menyatakan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, dan Jepang menyerah lalu pergi meninggalkan Indonesia. Pada 1949, Belanda dengan membonceng sekutu datang ingin kembali menjajah Indonesia. Belanda menduduki Surabaya, Yogyakarta, dan yang lain. Di Yogyakarta, Belanda mendapatkan perlawanan keras dari tentara Indonesia.

Baca Juga:
Gerindra Nilai Gus Dur dan Soeharto Punya Jasa Besar untuk Bangsa

Jenderal Sudirman menunjuk Soeharto sebagai komandan perang untuk melakukan serangan terhadap pasukan Belanda yang telah menduduki Yogyakarta. Dengan strateginya yang jitu, Soeharto berhasil mengecoh pasukan Belanda.

Dalam pemahaman Belanda, tentara Indonesia atau gerilya biasanya menyerang di malam hari. Sehingga pasukan Belanda selalu siaga penuh pada malam hari. Sedangkan pada pagi hari mereka beristirahat dan agak lengang. Ternyata Soeharto memutuskan penyerangan di pagi hari. Sebuah serangan tak terduga. Serangan tentara Indonesia yang dikomandoi Soeharto berhasil memukul mundur dan mengalahkan pasukan Belanda hanya dalam waktu 6 jam.

MEMBACA  Uni Eropa Menargetkan Apple, Meta, dan Alphabet untuk Investigasi di Bawah Hukum Teknologi Baru.

Tak bisa dibantah bahwa Soeharto adalah sosok yang mempunyai peran penting dan menentukan dalam mengusir penjajah. Pasca perang 6 jam itu, Belanda menyerah.

Kedua, operasi Mandala merebut Irian Barat—yang kemudian diganti dengan nama Papua. Pada tahun 60-an, Irian Barat masih dijajah Belanda. Soekarno merasa kemerdekaan Indonesia masih kurang sempurna selama Irian Barat belum bisa dimerdekakan. Dari situ, Soekarno mengerahkan segala daya upaya agar Irian Barat bisa lepas dari tangan Belanda dan masuk ke dalam pangkuan Indonesia. Selain menggunakan pendekatan diplomasi internasional, meminta dukungan dari negara-negara kuat khususnya AS, juga pendekatan dengan menggunakan peperangan. Dalam pendekatan perang ini, Soekarno memberi kepercayaan kepada Soeharto untuk memimpin penyerbuan ke pasukan Belanda yang masih menduduki tanah Irian Barat.

Halaman Selanjutnya

Menurut Anhar Gonggong, sejarawan Indonesia, menyatakan bahwa Bung Karno berhasil meloby Presiden AS John F Kenedi untuk mendukung Indonesia mengambil Irian Barat sebagai kesatuan dari NKRI. AS meminta Belanda agar meninggalkan Irian Barat. Pada saat yang sama, pasukan tentara Indonesia yang dikomandani Soeharto terus melakukan perlawanan terhadap pasukan Belanda di Irian Barat. Berdasarkan pendekatan komprehensif diplomasi dan perang, akhirnya Belanda menyerah dan meninggalkan Irian Barat. Lalu Irian Barat resmi terintegrasi dengan NKRI.

Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.