Sinergi Multisektoral Percepat Penurunan Stunting di Wonosobo

loading…

Pendekatan kolaboratif dilakukan oleh semua pihak, mulai dari pemerintah daerah, swasta, hingga masyarakat dalam penanganan stunting di Wonosobo, Jawa Tengah. Foto/Ist

WONOSOBO – Stunting adalah masalah kompleks yang nggak bisa diselesaikan oleh satu pihak saja. Pendekatan kolaboratif yang sistematis harus dilakukan oleh semua pihak, mulai dari pemerintah daerah, sektor swasta, sampai masyarakat supaya tercapai zero stunting.

Kabupaten Wonosobo merupakan salah satu contoh praktik terbaik di Jawa Tengah dalam pelaksanaan kolaborasi banyak pihak. Walaupun tingkat prevalensi stunting di kabupaten ini tertinggi kedua di Jawa Tengah, upaya kolaborasi dalam menangani stunting tidak pernah berenti.

Baca juga: Mendagri Dorong Fungsi MBG di 3T untuk Tekan Stunting dan Kesejahteraan Masyarakat

Berdasarkan fenomena dan upaya kolaboratif dalam penanganan stunting, Kelompok Riset Collaborative Governance, Digital Transformation, and Public Services (CGDTPS) dari Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, melakukan penelitian dan pengabdian masyarakat tentang Tata Kelola Kolaboratif dalam Penanganan Stunting di Wonosobo.

Tim CGDTPS menyelenggarakan kegiatan pengumpulan data dan audiensi publik di Desa Pagerejo, Desa Surengede, serta Kelurahan Jaraksari.

Perwakilan Tim CGDTPS, Nidaan Khafian, menyampaikan proposisi sementara, yaitu kurangnya kolaborasi di tingkat komunitas. “Hal ini merupakan salah satu faktor yang membuat praktik tata kelola pemerintahan kolaboratif dalam penanganan stunting di Wonosobo kurang maksimal,” kata Nidaan dalam keterangannya, Rabu (15/10/2025).

MEMBACA  10 Besar Negara Berpenduduk Terbanyak yang Belum Pernah Lolos ke Piala Dunia, Termasuk Indonesia