Simbara mendeteksi penipuan bisnis batubara menggunakan NTPN: Menteri

Simbara bukan hanya merupakan sebuah sistem informasi, tetapi juga integrasi komprehensif dari berbagai proses bisnis pertambangan, dari hulu hingga hilir.Jakarta (ANTARA) –
Sistem Informasi Mineral dan Batubara untuk Kementerian/Instansi (Simbara) telah mengungkap beberapa kasus penipuan oleh pengusaha batubara yang menggunakan nomor transaksi penerimaan negara (NTPN), demikian disampaikan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif pada hari Senin.

“Sistem ini untuk komoditas batubara telah mendeteksi beberapa modus berupa penggunaan NTPN yang tidak valid,” katanya dalam acara “Peluncuran dan Sosialisasi Penerapan Komoditas Nikel dan Timah melalui Simbara.”

Selain menggunakan NTPN yang tidak valid, pengusaha juga menggunakan metode lain seperti menggunakan NTPN yang sama untuk transaksi yang berbeda atau multiple dan waktu penggunaan NTPN yang tidak masuk akal, tambahnya.

Oleh karena itu, masuknya komoditas nikel dan timah ke dalam Simbara diharapkan akan memiliki dampak signifikan bagi para pemangku kepentingan industri pertambangan, terutama dalam meningkatkan kepatuhan terhadap regulasi, efisiensi operasional, transparansi, akuntabilitas, dan berbagai upaya berkelanjutan, lanjutnya.

Menurut Tasrif, Simbara bukan hanya sekadar sistem informasi, melainkan integrasi komprehensif dari berbagai proses bisnis pertambangan, dari hulu hingga hilir.

Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjabarkan pencapaian Simbara sebelum masuknya komoditas timah dan nikel ke dalam sistem tersebut.

Beliau mengatakan bahwa Simbara berhasil mencegah kebocoran penerimaan negara dari pertambangan ilegal dan penghindaran pembayaran penerimaan negara senilai Rp3,47 triliun (US$207 juta).

Lebih lanjut, kebocoran senilai Rp2,53 triliun (US$151 juta) juga berhasil dicegah melalui pemantauan berdasarkan profil risiko para pelaku usaha, tambahnya.

Penerimaan negara lainnya berasal dari penyelesaian piutang dengan menerapkan sistem pemblokiran otomatis untuk meningkatkan kepatuhan para pelaku usaha. Penyelesaian piutang ini menghasilkan penerimaan negara sebesar Rp1,1 triliun (US$65 juta).

MEMBACA  Naratif inklusif dapat mencegah polarisasi pasca-pemilihan: Menteri

“Ini hanya berasal dari komoditas batubara. Dengan nikel dan timah, yang merupakan komoditas mineral terbesar nomor satu dan nomor dua di dunia, ini memiliki potensi Rp10 triliun (US$598 juta),” kata Mulyani.

Berita terkait: Indonesia akan mendapatkan Rp10 triliun dari inklusi timah, nikel ke dalam Simbara

Berita terkait: SIMBARA mendorong transparansi dalam pengelolaan sumber daya: Menteri

Penerjemah: Putu Indah S, Resinta Sulistiyandari
Editor: Arie Novarina
Hak cipta © ANTARA 2024