Ketua Umum DPP Partai Golkar Bahlil Lahadalia membuka rahasia tentang partainya yang mendapatkan jatah delapan menteri di Kabinet Merah-Putih. Menurutnya, hal ini terjadi karena adanya kesepakatan dengan Partai Gerindra di mana Golkar memberikan kursi MPR kepada Gerindra.
Bahlil mengatakan bahwa pertukaran jatah kursi dan upaya lobbying untuk mendapatkan delapan kursi menteri tersebut tidak terlepas dari peran Aburizal Bakrie, mantan Ketua Umum Partai Golkar. Ia juga menyebut bahwa pemberian kursi Ketua MPR RI dari Golkar kepada Gerindra hingga dijabat oleh Ahmad Muzani telah melalui konsensus.
Awalnya, Golkar hanya diharapkan mendapatkan lima kursi menteri dalam kabinet. Namun, Bahlil menolak kesepakatan tersebut karena tidak ingin mengurangi jatah Golkar. Setelah negosiasi, jumlah kursi menteri yang didapat oleh Golkar disepakati menjadi enam kursi.
Selain itu, Airlangga Hartarto, mantan Ketua Umum Partai Golkar, tetap dipertahankan sebagai menteri karena dianggap memiliki kualitas yang luar biasa. Hal ini membuat jumlah kursi menteri yang menjadi jatah Golkar bertambah menjadi tujuh.
Terakhir, kursi Ketua MPR RI juga ditukar jatahnya sehingga menjadi milik Partai Gerindra, yang disebut oleh Bahlil sebagai partai sahabat. Dengan demikian, jumlah menteri yang menjadi jatah bagi Partai Golkar menjadi delapan.
Bahlil menyatakan bahwa ini adalah kesempatan baik bagi Golkar untuk mengabdi kepada pemerintahan. Delapan kader Partai Golkar yang menjadi menteri antara lain Airlangga Hartarto sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Agus Gumiwang Kartasasmita sebagai Menteri Perindustrian, dan Bahlil Lahadalia sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral.