Siapakah Anthony Aguilar? Tentara Bayaran AS yang Menudah Sniper Israel Menembaki Anak-anak Gaza

Siapa Anthony Aguilar? Mantan Tentara AS Tuduh Sniper Israel Tembak Anak-anak Gaza

WASHINGTON – Anthony Aguilar, mantan tentara bayaran AS, mengklaim sniper Israel selalu siap menembak anak-anak Palestina tak bersenjata di Gaza. Bahkan, salah satu perusahaan tentara bayaran AS melarang karyawannya untuk mengintervensi.

Aguilar, eks pasukan khusus AS (Baret Hijau) dan kontraktor, ungkap perintah mengerikan dari militer Israel dalam wawancara dengan Senator AS Chris Van Hollen.

1. Saksi Mata: Kolonel Israel Perintahkan Sniper Tembak Anak-anak

Aguilar bilang, seorang letnan kolonel Israel suruh anak buahnya menurunkan anak-anak Palestina dari pundak seorang pria yang mengangkat mereka. Tujuannya agar tak terhimpit kerumunan orang kelaparan yang berebut bantuan.

"Seorang pria Palestina angkat anak-anak biar mereka bisa naik ke tanggul. Si perwira Israel bilang, ‘Turunkan mereka!’ Aku jawab, ‘Kita bisa kendalikan ini… mereka cuma anak-anak,’" cerita Aguilar.

Perwira itu marah dan ancam, "Turunkan sekarang atau aku yang lakukan!"

Aguilar awalnya anggap ancaman itu berlebihan, tapi seorang rekan AS yang paham bahasa Ibrani bilang bahwa perwira itu sudah suruh sniper siap tembak anak-anak.

"Dia bilang ke sniper untuk bunuh anak-anak itu," ujarnya.

Saat Aguilar konfrontasi si kolonel, jawabannya: "Aku yang urus kalau kamu tidak mau."

Untungnya, anak-anak itu kabur. Aguilar tegaskan ke perwira Israel bahwa dia tak akan biarkan mereka ditembak.

"Mereka tak bersenjata, bahkan ada yang tak pakai baju. Mereka cuma lapar," katanya.

Baca Juga: Konflik Dinasti Thaksin dan Hun Sen Picu Perang 2 Negara?

2. Tentara Bayaran AS Dilarang Intervensi

Setelah kejadian itu, Aguilar dipanggil oleh bos perusahaan tentara bayarannya, Safe Reach Solutions (SRS), dan dimarahi.

MEMBACA  Kemampuan ATM Melalui Integrasi Sistem ke Sistem

"Dia bilang, ‘Jangan pernah bilang tidak ke klien!’"

Aguilar tanya siapa klien SRS. Dia kira perusahaan itu bekerja untuk Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF), tapi ternyata untuk IDF (tentara Israel).

"Dia jawab, ‘Tidak, kami kerja buat mereka (IDF),’" jelas Aguilar.