loading…
Chen Zhi dikenal sebagai pemimpin Prince Group yang mengendalikan bisnis scamming di Kamboja. Foto/X/@MiaBuff51366
PHNOM PENH – Di umur yang masih 37 tahun, Chen Zhi dituduh sebagai “otak di balik kerajaan penipuan online yang sangat besar… sebuah perusahaan kriminal yang dibangun dari penderitaan manusia”. Dengan janggut tipis seperti kambing dan wajah babyface, dia kelihatan lebih muda dari umurnya yang sebenernya. Dia memang menjadi sangat kaya, dengan sangat cepat.
Minggu lalu, Departemen Kehakiman AS mendakwanya karena menjalankan kompleks penipuan di Kamboja yang mencuri uang kripto bernilai miliaran dollar dari korban di seluruh dunia. Departemen Keuangan AS udah menyita bitcoin senilai sekitar USD14 miliar (£10,5 miliar) yang katanya berhubungan sama dia – ini disebut-sebut sebagai penyitaan uang kripto terbesar yang pernah ada.
Siapa Chen Zhi? Pemimpin Prince Group yang Mengendalikan Bisnis Scamming di Kamboja
1. Memimpin Prince Group
Perusahaannya sendiri, Cambodian Prince Group, menggambarkan dia di websitenya sebagai “seorang pengusaha yang dihormati dan filantropis terkenal” yang “visi dan kepemimpinannya telah mengubah Prince Group menjadi grup bisnis terkemuka di Kamboja yang patuh sama standar internasional”. BBC sudah hubungi Prince Group untuk minta komentar.
2. Memulai Karir dari Perusahaan Game Internet
Dia besar di provinsi Fujian di China tenggara, dan memulai karirnya di sebuah perusahaan game internet kecil yang kayanya tidak terlalu sukses. Dia pindah ke Kamboja sekitar akhir 2010 atau 2011, di mana dia mulai kerja di sektor properti yang saat itu lagi booming.
Kedatangannya pas banget sama mulai boomingnya properti spekulatif di Kamboja. Booming ini terjadi karena ada banyak tanah luas yang diambil alih oleh orang-orang berpengaruh dan punya koneksi politik, plus juga karena banyak banget modal dari China yang masuk.
Sebagian dari modal itu datang karena Inisiatif Sabuk dan Jalan Xi Jinping untuk ekspor infrastruktur buatan China, dan sebagian lagi dari investor perorangan China yang cari alternatif yang lebih murah daripada pasar properti China yang terlalu panas. Jumlah turis China yang datang ke Kamboja juga naik sangat banyak.
Pemandangan langit ibu kota Phnom Penh berubah total. Kota yang dulu punya lanskap rendah dengan rumah-rumah kolonial Prancis warna mustard berubah jadi hutan pencakar langit Asia lainnya yang isinya menara kaca dan baja.
Perubahan di Sihanoukville, sebuah kota resor pantai kecil yang dulu tenang, malah lebih ekstrem lagi. Bukan cuma turis dan spekulan properti dari China yang datang kesana, tapi juga para penjudi – soalnya perjudian itu ilegal di China.
Banyak kasino baru yang bermunculan, disamping hotel mewah dan blok apartemen yang mencolok. Banyak banget uang yang bisa dihasilkan.
Baca Juga: Rencana Pencaplokan Tepi Barat oleh Israel, Palestina: Deklarasi Perang Sudah Ditabuh
3. Memilih Jadi Warga Kamboja
Meskipun begitu, perjalanan Chen Zhi benar-benar mengejutkan.
Di tahun 2014, dia menjadi warga negara Kamboja, dan melepas kewarganegaraan China-nya. Hal ini memungkinkan dia untuk beli tanah atas namanya sendiri, tapi butuh investasi minimal atau sumbangan ke pemerintah sebesar $250.000.
Nggak pernah jelas asal uang Chen Zhi dari mana. Waktu buka rekening bank di Isle of Man tahun 2019, dia sebut ada pamannya yang katanya kasih dia USD2 juta untuk mulai perusahaan properti pertamanya di tahun 2011, tapi buktinya nggak ada.
4. Berbisnis Properti sampai Pesawat
Chen Zhi mendirikan Prince Group di tahun 2015, yang fokus ke pengembangan properti, waktu itu umurnya masih 27 tahun aja.