Jakarta (ANTARA) – Menteri Koperasi Ferry Juliantono menyatakan bahwa perkiraan anggaran untuk membangun setiap Koperasi Desa Merah Putih adalah sekitar Rp2,5 miliar (sekitar US$150.000).
“Itu sudah mencakup pembangunan fisik, peralatan, fasilitas pendukung, dan kendaraan operasional. Harganya relatif terjangkau—di bawah biaya rata-rata,” ujarnya di sini pada hari Kamis.
Sampai saat ini, pembangunan infrastruktur sedang berlangsung di 7.923 lokasi di seluruh Indonesia.
Semua lokasi telah mendapatkan pembiayaan dari bank-bank BUMN, dengan setiap koperasi berhak mendapatkan pinjaman hingga Rp3 miliar (sekitar US$180.000).
“Sebagian pinjaman dialokasikan untuk investasi fisik, sementara sisanya ditunjuk untuk modal kerja,” jelas Juliantono.
Setiap koperasi akan menampung tujuh unit layanan penting: toko pangan, klinik, apotek, kantor administrasi, layanan simpan pinjam, gudang, dan pusat logistik.
Pembiayaan ini disalurkan melalui PT Agrinas Pangan Nusantara (Persero), perusahaan BUMN yang ditunjuk untuk melaksanakan pembangunan.
“Pencairan pertama, hampir Rp600 miliar (sekitar US$35,9 juta), telah dikeluarkan oleh Agrinas kepada kontraktor lapangan sebagai uang muka,” tambahnya.
Pemerintah bertujuan untuk mempercepat kemajuan dengan cepat. Pada bulan November, data lahan diprediksi akan mencapai 40.000 plot, dengan 20.000 lokasi memasuki tahap konstruksi.
Pada bulan Desember, tambahan 40.000–50.000 lokasi diperkirakan akan memulai konstruksi, sehingga total lahan yang terinventarisasi menjadi sekitar 80.000 plot.
Seluruh infrastruktur fisik ditargetkan selesai pada Maret 2026, sebagai bagian dari upaya nasional untuk memperkuat perekonomian pedesaan dan sistem distribusi pangan.
Program Koperasi Desa Merah Putih Indonesia adalah inisiatif nasional yang diluncurkan pada tahun 2025 untuk menghidupkan kembali ekonomi pedesaan melalui perusahaan yang inklusif dan berbasis masyarakat.
Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih diperkenalkan oleh pemerintahan Presiden Prabowo Subianto selama perayaan Hari Koperasi ke-78.
Program ini bertujuan untuk mendirikan 80.000 koperasi di desa dan kelurahan di Indonesia, memposisikan mereka sebagai penggerak strategis pertumbuhan ekonomi lokal, ketahanan pangan, dan ketahanan masyarakat.
Berita terkait: [Tautan berita 1]
Berita terkait: [Tautan berita 2]
Reporter: Shofi Ayudiana
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Copyright © ANTARA 2025