Jakarta (ANTARA) – Indonesia perlu memposisikan diri dalam rantai pasokan semiconductor global untuk memperkuat daya saingnya di ekosistem kecerdasan buatan (AI), kata Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika Nezar Patria pada Kamis.
Berbicara dalam sebuah diskusi di Jakarta Pusat, Nezar mengatakan sumber daya mineral Indonesia yang melimpah dapat menjadi keunggulan strategis seiring meningkatnya persaingan global di industri terkait AI.
“Untuk memperkuat posisi tawar kami di tengah persaingan industri kecerdasan buatan, Indonesia, dengan kekayaan mineralnya, harus bisa masuk ke rantai pasok global industri AI,” ujarnya.
Nezar mencatat bahwa Indonesia memiliki perkiraan cadangan pasir silika sebesar 340 juta ton, bahan baku kunci untuk memproduksi wafer silikon, yang menjadi fondasi chip dan semikonduktor.
“Ini adalah modal utama kita. Pasir silika adalah bahan baku utama untuk membuat wafer silikon, yang merupakan dasar chip. Kini, ini telah menjadi industri strategis yang secara agresif dikejar oleh ekonomi maju,” katanya.
Meski memiliki potensi ini, Indonesia belum menjadi bagian dari rantai pasok semikonduktor global. Fasilitas manufaktur semikonduktor dalam negeri, tambah Nezar, masih sangat bergantung pada komponen impor.
Berita terkait: Kementerian-kementerian Indonesia bekerja sama untuk mendorong sektor AI dan semikonduktor
Untuk mengubah hal itu, ia menekankan pentingnya pengolahan hilir, dan memperingatkan bahwa Indonesia seharusnya tidak lagi hanya menjadi pengekspor bahan mentah.
“Sa’at ini, kita hanya bisa mengekspor pasir silika mentah ke Tiongkok, negara-negara Eropa, dan Jepang, untuk diolah di sana. Ini harus dihentikan. Kita harus mengejar pengolahan hilir agar bisa benar-benar masuk ke rantai pasok global,” tegasnya.
Nezar menyatakan pemerintah kini sedang bekerja untuk mengidentifikasi peluang dan memetakan sumber daya alam yang dibutuhkan oleh industri semikonduktor sebagai bagian dari strategi membangun kapasitas domestik.
Secara paralil, Indonesia aktif menjajaki kerja sama dengan negara-negara yang memainkan peran strategis dalam industri semikonduktor global.
“Kami membuka pintu kerja sama dengan negara-negara strategis yang dapat kami ajak bermitra untuk membangun industri semikonduktor, khususnya untuk memperkuat infrastruktur kecerdasan buatan,” ucapnya.
Nezar menyampaikan optimisme bahwa Indonesia dapat mencapai kedaulatan dalam ekosistem AI-nya jika dapat memanfaatkan sumber daya dan peluang industri secara efektif.
“Banyak peluang yang selama ini terlewatkan. Baru sekarang kita menyadari bahwa semua modal ini ada di Indonesia dan dapat dikembangkan untuk mencapai kedaulatan dalam ekosistem kecerdasan buatan kita,” pungkasnya.
Berita terkait: Indonesia percepat pengembangan industri semikonduktor dan AI
Penerjemah: Farhan Arda, Raka Adji
Editor: Rahmad Nasution
Hak Cipta © ANTARA 2025