Separuh Siswa Indonesia dalam Pemeriksaan Kesehatan Gratis Alami Gigi Berlubang

Jakarta (ANTARA) – Lebih dari separuh peserta siswa dalam program kesehatan gratis pemerintah dilaporkan menderita karies gigi, dengan puluhan ribu mengalami banyak lubang, kata Kementerian Kesehatan pada Kamis.

Sekitar 52,67 persen dari 180.000 siswa yang diperiksa di program Cek Kesehatan Gratis (CKG) ditemukan memiliki karies gigi, dengan 43.000 di antaranya memiliki lubang di tiga gigi atau lebih, ungkap Direktur Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi.

“Karies gigi secara konsisten menempati peringkat kedua atau ketiga di antara masalah kesehatan yang kami deteksi,” kata Tarmizi dalam taklimat menyambut Hari Kesehatan Gigi Nasional.

Tren serupa juga terlihat pada orang dewasa, dengan 45,75 persen dari yang diperiksa ditemukan memiliki karies, diikuti oleh gigi hilang, gigi goyah, dan penyakit gusi, ujarnya.

Hingga 2 September, 24,3 juta orang telah mendaftar program ini. Dari 17 juta dewasa berusia 18 tahun ke atas, 9,8 juta menjalani pemeriksaan gigi, tambahnya.

Berdasarkan Survei Kesehatan Dasar 2023, prevalensi karies gigi di Indonesia mencapai 82,8 persen, jauh di atas standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Sekitar 150 juta orang Indonesia memiliki masalah gigi, tetapi hanya 11,2 persen yang mencari pengobatan.

Tarmizi menyebutkan tantangan termasuk konsumsi gula yang tinggi, kebiasaan menyikat gigi yang buruk, dan kurangnya edukasi dental. Dia juga mencatat ketersediaan tenaga profesional gigi yang tidak merata.

Hanya 73 persen puskesmas yang memiliki dokter gigi atau terapis, katanya.

Ketua Asosiasi Dokter Gigi Nasional, Usman Sumantri, mengatakan tidak realistis bagi dokter untuk menangani banyak fasilitas, dan menyerukan agar perawat, bidan, dan ahli gizi dilatih dalam perawatan gigi dasar.

Dia menekankan kebutuhan akan perawatan dan edukasi terpadu, memperingatkan bahwa penyakit mulut dapat mempengaruhi organ lain dan berkontribusi pada kondisi sistemik seperti penyakit jantung dan hati.

MEMBACA  Menyeimbangkan Regulasi untuk Melindungi Industri Tembakau

Reporter: Mecca Yumna Ning Prisie
Editor: Rahmad Nasution
Copyright © ANTARA 2025