Sektor Panas Bumi Menciptakan 5.200 Lapangan Kerja Langsung dan 870.000 Tidak Langsung

Jakarta (ANTARA) – Kementerian ESDM melaporkan bahwa proyek panas bumi di Indonesia telah mempekerjakan 5.200 pekerja profesional dan sekitar 870 ribu pekerja tidak langsung sejauh ini.

Dalam pernyataan yang dikeluarkan Kamis, Dirjen EBTKE Kementerian ESDM Eniya Listiani Dewi mengatakan bahwa sektor panas bumi telah memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian nasional.

Investasi di sektor panas bumi mencapai US$9,3 miliar dalam 10 tahun terakhir, dengan PNBP dari sektor ini terus meningkat, jelasnya.

“PNBP satu-satunya di EBTKE berasal dari panas bumi. Saat ini, nilainya sudah mencapai Rp18,2 triliun dalam 10 tahun terakhir,” ungkapnya.

Selain itu, pengembangan panas bumi juga membawa manfaat besar bagi daerah dengan menciptakan potensi bonus produksi. Dewi menyatakan bahwa perluasan kegiatan panas bumi akan meningkatkan pendapatan lokal.

Lebih lanjut, pengembangan sektor panas bumi akan mendorong pertumbuhan industri manufaktur yang mendukung energi terbarukan, khususnya energi panas bumi.

Komponen seperti turbin, penukar panas, dan pipa adalah beberapa contoh produk yang dibutuhkan industri, tambahnya.

Menurut Dewi, industri manufaktur lokal telah menyerap lebih dari Rp10 triliun (US$597 juta) dalam bentuk barang dan jasa, serta memberdayakan 16 ribu pekerja.

Berita terkait: Prabowo luncurkan proyek listrik EBT di 15 provinsi

Untuk meningkatkan dampak sektor panas bumi bagi bisnis, industri, dan masyarakat lokal, Kementerian sedang menyusun revisi PP Nomor 7 Tahun 2017 guna menciptakan terobosan regulasi di sektor EBT.

Data Kementerian menunjukkan Indonesia adalah salah satu produsen energi panas bumi terbesar di dunia, peringkat kedua setelah AS.

Dewi menyebutkan Indonesia menguasai hampir 40% dari total potensi panas bumi global sekitar 23,7 GW. Namun, pemanfaatannya masih rendah, hanya sekitar 11% dari total potensi.

MEMBACA  Sandiaga Uno Mengisyaratkan PPP Mendukung Petahana di 3 Pemilihan Gubernur Pulau Jawa

Dari 2014 hingga 2024, kapasitas terpasang PLTP meningkat 1,2 GW menjadi 2,6 GW.

Pemerintah menargetkan penambahan kapasitas listrik 5,2 GW melalui pengembangan panas bumi dalam 10 tahun mendatang, sesuai RUPTL 2025–2034.

Indonesia memiliki sejumlah PLTP, antara lain di Kamojang (Jabar), Salak (Jabar), Darajat (Jabar), Ulubelu (Lampung), Dieng (Jateng), dan Sorik Marapi (Sumut).

Berita terkait: PLTS bisa jamin kecukupan energi nasional: Presiden RI

Penerjemah: Shofi Ayudiana, Resinta Sulistiyandari
Editor: Rahmad Nasution
Hak Cipta © ANTARA 2025