Sektor manufaktur yang solid memerlukan layanan industri yang lebih kuat: pemerintah

Industri (ANTARA) –
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menekankan perlunya memperkuat peran jasa industri dan membantu industri dalam mengeksplorasi peluang bisnis untuk memperkokoh sektor manufaktur nasional.

Menyampaikan pidato pada pembukaan Pameran dan Seminar Layanan Industri 2024 di Jakarta pada hari Selasa, menteri mengatakan bahwa layanan industri memainkan peran strategis dalam pengembangan sektor manufaktur nasional.

Dalam hal ini, beliau menekankan bahwa layanan industri berfungsi sebagai penyokong yang membantu industri mengejar efektivitas dan efisiensi, mendukung industri pengolahan, dan berkontribusi pada Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.

Kartasasmita kemudian mengutip data yang disajikan oleh Trademap, mengatakan bahwa Indonesia mengimpor produk layanan senilai US$43 miliar secara total pada tahun 2022. Sebaliknya, nilai ekspor produk layanan negara tersebut hanya mencapai US$23 miliar.

“Kita perlu membalik arah dengan merancang strategi yang tepat dan cepat,” tegasnya.

Menteri menyoroti bahwa pemerintah telah memutuskan untuk mengambil tujuh langkah untuk mengembangkan layanan industri domestik, termasuk mengklasifikasikan layanan industri, memetakan kontribusi mereka terhadap PDB nasional, dan membangun lebih banyak infrastruktur pendukung.

Kementerian Perindustrian saat ini sedang merumuskan metode untuk menghitung kontribusi layanan industri terhadap PDB bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik (BPS).

Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Badan Standarisasi dan Kebijakan Layanan Industri Kementerian (BSKJI) tahun lalu, nilai kontribusi layanan terhadap PDB selama periode 2015-2022 diperkirakan sebesar 3,5 persen.

Selain itu, Kementerian Perindustrian sedang merancang peta jalan untuk pengembangan beberapa sub-sektor yang diprioritaskan dari sektor layanan industri.

Sub-sektor tersebut termasuk layanan desain dan konstruksi industri; layanan instalasi dan komisioning peralatan industri; layanan riset industri, rekayasa, dan desain; layanan proses industri; dan layanan pemeliharaan dan perbaikan.

MEMBACA  BRI Shares Dividends of Rp 48.1 TrillionBRI Membagikan Dividen sebesar Rp 48,1 Triliun

Berita terkait: Industri Nikel mendanai studi 10 mahasiswa di Unhas Sulawesi Selatan

Berita terkait: Pemerintah akan menahan harga gas alam untuk 7 industri

Penerjemah: Shofi A, Tegar Nurfitra
Editor: Rahmad Nasution
Hak cipta © ANTARA 2024