Jumat, 29 Agustus 2025 – 10:09 WIB
Jakarta, VIVA – Daerah Kwitang di Senen, Jakarta Pusat, sekarang lagi ramai diperbincangkan. Ini karena ada aksi massa driver ojek online (ojol) yang geruduk Markas Komando (Mako) Brimob Polda Metro Jaya, pada Kamis malam tanggal 28 Agustus 2025.
Aksi ini terjadi sebagai bentuk protes karena dua driver ojol tertabrak Mobil Kendaraan Taktis (Rantis) Barracuda milik Brimob saat sedang berusaha membubarkan demo di daerah Pejompongan, Jakarta Pusat.
Satu korban yang selamat namanya Moh Umar Amarudin, asal Sukabumi, Jawa Barat. Sedangkan yang meninggal dunai diketahui bernama Affan Kurniawan. Katanya, dia meninggal setelah dapat perawatan di rumah sakit.
Baca Juga :
Anies Baswedan Desak Kapolri Usut Transparan Kasus Ojol yang Tewas Dilindas Barracuda Brimob
Kwitang dulu dikenal sebagai pusatnya penjualan buku di Jakarta. Sekitar era 1990-an sampai akhir 2010, banyak banget lapak yang jual buku baru dan bekas di sini.
Bahkan, banyak orang Jakarta yang sengaja datang ke Kwitang buat cari buku pelajaran. Kalau dilihat sejarahnya, daerah Kwitang punya cerita yang panjang di ibu kota.
Baca Juga :
Sosok Affan Kurniawan, Ojol Muda yang Tewas Dilindas Barracuda Brimob
Asal usul nama Kwitang sendiri konon dari nama seorang saudagar kaya dari Tiongkok yang namanya Kwik Tang Kiam. Dia dulu beli banyak tanah di daerah itu.
Bahkan, hampir semua tanah di sana dulu punya dia. Makanya orang-orang akhirnya nyebut daerah itu sebagai daerah Kwik Tang atau Kwitang. Menurut cerita, Kwik Tang punya anak tunggal yang suka judi dan mabuk-mabukan.
Sampai akhirnya ketika Kwik Tang meninggal, hartanya habis dijual sama anaknya. Sebagian besar lahannya dibeli sama saudagar keturunan Arab. Lama kelamaan, daerah ini pun banyak dihuni masyarakat keturunan Arab.
Selain itu, Kwitang sekitar tahun 1960-an juga terkenal sebagai kampungnya jagoan pencak silat. Zaman dulu, hampir tiap kampung Betawi punya jagoan silatnya sendiri.
Di Kwitang, salah satu yang paling terkenal adalah H Muhammad Djaelani, atau yang biasa dipanggil Mad Djaelani.
Aliran silatnya merupakan perpaduan antara silat Betawi dan Cina, yang kemudian dikenal dengan nama Mustika Kwitang. Unsur silat Cina dalam Mustika Kwitang ini konon dibawa oleh Kwie Tang Kiam sendiri.
Ilmu silatnya mirip aliran Shaolin yang menggabungkan unsur tenaga, fisik, dan kecepatan. Hebatnya, ilmu bela diri ini diakui oleh masyarakat dan para jawara Betawi pada masa itu.
Gabungan silat Betawi dan Cina ini akhirnya membuat Mustika Kwitang menjadi perguruan silat yang disegani di Jakarta.
Perguruan ini berdiri pada tanggal 27 September 1948. Katanya, Mustika Kwitang ini adalah perguruan pencak silat yang paling tua di Jakarta.
Aliran silat ini kemudian diwariskan ke cucu sekaligus muridnya, H Zakaria, dan terus berkembang sampai punya puluhan ribu murid yang tersebar di seluruh Indonesia bahkan sampai ke luar negeri.
Baca Juga :
Tangis Ayah dan Ibu Affan, Driver Ojol yang Tewas Dilindas Barracuda Brimob
Halaman Selanjutnya
Di Kwitang, termaksud yang paling terkenal banyaknya. Terdapat salah satu sosok jagoan pencak silat Betawi yang populer pada zaman itu yakni H Muhammad Djaelani, atau yang dikenal dengan sebutan Mad Djaelani.