Rabu, 19 November 2025 – 09:56 WIB
Jakarta, VIVA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diperkirakan masih akan bergerak naik turun, namun ditutup melemah pada perdagangan hari ini.
Baca Juga:
Kemenkeu Tambah Penempatan Dana Pemerintah ke Perbankan Rp 76 Triliun
Berdasarkan data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI, kurs rupiah terhadap dolar AS berada di level Rp 16.760 per Selasa, 18 November 2025. Posisi ini melemah 26 poin dari kurs sebelumnya di level Rp 16.734 pada perdagangan Senin, 17 November 2025.
Sementara itu, di pasar spot pada Rabu, 19 November 2025 hingga pukul 09.14 WIB, rupiah ditransaksikan di Rp 16.757 per dolar AS. Posisi ini melemah 6 poin atau 0,04 persen dari posisi sebelumnya di level Rp 16.751 per dolar AS.
Baca Juga:
Rupiah Melemah Seiring Pesimisme Soal Pemangkasan Suku Bunga oleh The Fed
Ilustrasi mata uang Rupiah.
Bank Indonesia (BI) mencatat pertumbuhan Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia melambat. Pada Oktober 2025, utang luar negeri Indonesia tercatat sebesar US$424,4 miliar, atau menurun dibandingkan dengan posisi ULN pada Juli 2025 yang sebesar US$432,3 miliar.
Baca Juga:
Rupiah Melemah di Tengah Upaya Penguatan Strategi Fiskal Pemerintahan Prabowo
Secara tahunan, ULN Indonesia terkontraksi 0,6 persen secara year-on-year (yoy) pada kuartal III-2025. Angka ini menurun dibandingkan pertumbuhan di kuartal II-2025 yang sebesar 6,4 persen (yoy).
Sementara itu, BI juga mencatat bahwa ULN pemerintah tumbuh melambat pada kuartal III-2025, yang tercatat sebesar US$210,1 miliar atau tumbuh 2,9 persen (yoy) secara tahunan. Pertumbuhan ini lebih lambat dibandingkan periode kuartal II-2025 yang sebesar 10,0 persen (yoy).
Perkembangan ini terutama dipengaruhi oleh kontraksi pertumbuhan aliran masuk modal asing ke Surat Berharga Negara (SBN) domestik, seiring dengan ketidakpastian pasar keuangan global yang masih tinggi.
Selanjutnya, berdasarkan sektor ekonomi, ULN pemerintah banyak dimanfaatkan untuk mendukung Sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial, yaitu sebesar 23,1 persen dari total ULN Pemerintah.
Meski begitu, struktur ULN Indonesia dinyatakan tetap sehat, didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya. Hal ini tercermin dari rasio ULN terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang turun menjadi 29,5 persen pada kuartal III-2025, dari sebelumnya 30,4 persen pada kuartal II-2025.
Selain itu, ULN didominasi oleh utang jangka panjang dengan pangsa mencapai 86,1 persen dari total ULN. Dalam rangka menjaga struktur ULN agar tetap sehat, BI dan pemerintah akan terus memperkuat koordinasi dalam memantau perkembangannya.
Halaman Selanjutnya
Pada perdagangan kemarin, mata uang rupiah ditutup melemah 15 poin, dimana sebelumnya sempat melemah 35 poin ke level Rp 16.751 dari penutupan sebelumnya di level Rp 16.736.