Rabu, 10 Desember 2025 – 16:32 WIB
Jakarta, VIVA – Nilai tukar rupiah pada penutupan perdagangan hari ini tercatat melemah 16 poin atau 0,10 persen ke level Rp16.692 per dolar AS. Posisi sebelumnya adalah Rp16.676 per dolar AS. Pelemahan ini dinilai sebagai respons investor atas revisi kebijakan Devisa Hasil Ekspor (DHE).
Baca Juga :
Devisa Hasil Ekspor Bakal Diwajibkan ‘Parkir’ di Himbara, Purbaya Beberkan Alasannya
Kepala Ekonom Permata Bank, Josua Pardede, menjelaskan bahwa salah satu perubahan utama yang disoroti adalah pemberian izin bagi eksportir untuk mengkonversi hanya 50 persen dari DHE mereka ke dalam rupiah. Kebijakan ini diharapkan dapat membantu menjaga likuiditas valuta asing di dalam negeri.
“Investor merespons revisi kebijakan DHE, yang dipandang dapat mendukung penguatan nilai tukar rupiah lebih lanjut,” ujarnya di Jakarta, Rabu (10/12/2025).
Baca Juga :
Rupiah Diproyeksi Melemah Hari Ini, Intip Penjelasan Analis
Sebelumnya, pemerintah telah menerbitkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 8 Tahun 2025 tentang DHE Sumber Daya Alam (SDA). Aturan yang terbit pada 17 Februari 2025 itu tidak secara spesifik menyebut kewajiban menempatkan DHE SDA di bank Himbara, melainkan hanya di ‘sistem keuangan Indonesia’.
Secara rinci, Pasal 7 ayat (1) dan (2) PP 8/2025 menyatakan bahwa DHE SDA yang dimasukkan ke dalam rekening khusus (reksus) wajib tetap ditempatkan sebesar 100 persen dalam sistem keuangan Indonesia untuk jangka waktu minimal 12 bulan.
Baca Juga :
Rupiah Melemah Dibayangi Ekspektasi Melambatnya Pertumbuhan Ekonomi 2026
Terdapat pengecualian berdasarkan ketentuan tersebut. Untuk DHE SDA dari sektor pertambangan minyak dan gas bumi, besaran DHE SDA yang wajib ditempatkan dalam reksus paling sedikit 30 persen dengan jangka waktu penempatan minimal tiga bulan.
“Untuk hari ini, rupiah diperkirakan akan bergerak dalam kisaran Rp16.625 hingga Rp16.725 per dolar AS,” ungkap Josua. (Ant)