Risiko Bermain Game Online Selama Liburan Lebaran Meningkatkan Kekerasan, KPAI Mendorong Orang Tua Melakukan Hal Ini

Sabtu, 6 April 2024 – 09:42 WIB

VIVA Lifestyle – Bermain game online untuk mengisi waktu luang selama libur Lebaran mungkin merupakan kegiatan yang lazim dilakukan oleh orang tua. Pada saat libur sekolah, orang tua sering memberikan izin kepada anak-anak mereka untuk bermain game sebagai sarana hiburan dan untuk mengusir kebosanan.

Beberapa game online yang sering dimainkan oleh anak-anak adalah yang memiliki genre peperangan atau battle royale seperti PUBG, Apex Legend, dan Rings of Elysium. Meskipun permainan ini dianggap mampu memberikan keseruan saat dimainkan, namun perlu diingat bahwa bermain game online dengan genre tersebut dapat memicu terjadinya tindakan kekerasan yang dilakukan oleh anak-anak. Beberapa kasus kekerasan seperti bullying bahkan diakui beberapa pelaku terinspirasi dari permainan game online yang mereka mainkan.

Menanggapi fenomena ini, Wakil Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Jasra Putra, menegaskan bahwa liburan panjang selama 2 pekan dapat membuat anak-anak berada dalam situasi minim pengawasan. Biasanya, anak-anak menghabiskan waktu 7 jam di rumah, 7 jam di sekolah, dan 7 jam untuk aktivitas di luar rumah. Namun selama liburan panjang, anak-anak akan mencari kegiatan selama 24 jam.

KPAI menyarankan agar para orang tua bersama petugas RT RW di lingkungan rumah dapat mengantisipasi dampak negatif dari bermain game online selama libur panjang. Membuat rencana liburan bersama anak seperti mudik, ziarah, dan silaturahmi dapat mengurangi ketergantungan anak-anak pada game. Hal ini diharapkan dapat memberikan pengalaman yang lebih bermakna dan membangun kepedulian, sosial, serta partisipasi yang positif pada anak-anak. Jangan biarkan anak-anak terlalu lama bermain game secara berlebihan selama liburan.

Sumber: Pexels/RDNE Stock Project

MEMBACA  Wordle hari ini: Jawaban dan petunjuk untuk 26 Mei