Ribuan Polisi Adat Bali Mengikuti Gelar Agung Pecalang untuk Mengamankan Catur Brata Penyepian.

Bali, VIVA – Majelis Desa Adat (MDA) Provinsi Bali telah mengadakan Gelar Agung Pecalang Bali 2025 yang berlangsung di Lapangan Niti Mandala Renon, Sabtu, 15 Maret 2025.

Gelar Agung Pecalang Bali, yang diikuti oleh ribuan Satuan Petugas Keamanan Tradisional Bali, merupakan bentuk penguatan Pecalang di Bali dalam menjaga keamanan dan ketertiban menjelang perayaan Hari Raya Suci Nyepi dan Tahun Baru Saka 1947.

Ketua Majelis Desa Adat (MDA) Bali, Ida Penglingsir Agung Putra Sukahet, mengungkapkan bahwa sekitar 200 ribu Pecalang di Bali bertugas untuk menjaga Bali dan mendukung program Gubernur Bali sesuai dengan visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali.

Dalam Gelar Agung Pecalang 2025, Sukahet memberikan pesan kepada Bendesa Adat dan Pecalang, bahwa saat umat Islam menjalankan ibadah puasa di Bulan Suci Ramadhan yang bersamaan dengan Hari Raya Nyepi, mereka diminta untuk menjaga perdamaian, keamanan, serta kerukunan.

“Saudara-saudara kita menjalankan ibadah puasa di Bulan Suci Ramadhan, jaga pada hari Nyepi agar tetap damai, aman, rukun, saling menghormati, dan bertoleransi,” kata Sukahet.

Menurutnya, pelaksanaan Nyepi tidak terlepas dari masalah-masalah yang bisa mengganggu ketertiban. Oleh karena itu, Sukahet menekankan pentingnya penyelesaian masalah secara persuasif dan humanis.

Gubernur Bali, Wayan Koster, menyatakan bahwa tujuan diadakannya Gelar Pecalang Agung adalah sebagai wadah konsolidasi Pecalang Desa Adat di Bali untuk mengamankan serangkaian Perayaan Hari Raya Suci Nyepi Tahun Saka 1947 agar berjalan tertib dan disiplin.

“Kami berharap momentum ini digunakan sebagai penguatan tekad Pecalang di Bali untuk menjaga adat, tradisi, seni budaya, dan kearifan lokal Bali,” ujar Koster.

Pecalang Desa Adat, Jayabaya Desa Adat, atau Satuan Tugas Keamanan Tradisional Bali yang dibentuk oleh Desa Adat juga memiliki tugas untuk menjaga keamanan dan ketertiban di wilayah Desa Adat.

MEMBACA  Anies Baswedan Berdialog dengan Sri Sultan HB X, Terdapat Pesan untuk Pemimpin di Masa Depan

“Jadi jangan keluar dari wilayah Desa Adat. Pecalang Desa Adat juga harus beradaptasi dengan perkembangan zaman modernisasi dan digitalisasi tanpa meninggalkan akar budaya dan adat yang menjadi identitas Bali,” kata Koster.

Koster menegaskan bahwa Pecalang Bali perlu dikuatkan untuk menjaga keamanan, ketertiban, serta etika dan kesopansantunan.

“Tidak boleh arogan, tidak boleh sombong, tidak boleh memarahi orang sembarangan. Bertindak dengan simpati, belajar dari Babinsa dan Babinkamtibnas, bekerjasama di wilayah Desa Adat,” ucapnya.

Tinggalkan komentar