Sebagai seorang menteri keuangan, saya percaya bahwa tanggung jawab saya adalah menghubungkan perubahan iklim dengan wacana para menteri keuangan. Jakarta (ANTARA) – Indonesia adalah negara pertama yang mendorong komunitas internasional untuk mulai mempertimbangkan aspek keuangan dan ekonomi ketika membahas mitigasi dan dampak perubahan iklim, kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
Berbicara di Indonesia Net-Zero Summit di Jakarta pada hari Sabtu, dia menekankan bahwa sebelum Indonesia menjadi tuan rumah Konferensi Para Pihak ke-13 (COP) Konvensi Kerangka Kerja Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Perubahan Iklim di Bali pada tahun 2007, tidak ada menteri keuangan yang terlibat dalam pembicaraan tentang perubahan iklim.
Indrawati mencatat bahwa krisis keuangan global yang parah pecah pada tahun yang sama, yang membuat para menteri keuangan berpikir bahwa membahas isu perubahan iklim bisa membuat segala hal menjadi lebih rumit.
“Untuk alasan tersebut, Indonesia muncul sebagai inisiator pertama, mengundang menteri keuangan dan pembangunan untuk mulai memperhatikan perubahan iklim,” katanya.
Indrawati, yang saat itu menjabat sebagai menteri keuangan di pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, berupaya untuk mengumpulkan rekan-rekannya dari berbagai negara untuk membahas isu perubahan iklim dalam pertemuan COP, yang edisi sebelumnya didominasi oleh menteri lingkungan hidup.
Bendahara negara Indonesia lebih lanjut mengatakan bahwa dunia perlu mulai memperhatikan fakta bahwa tindakan-tindakan untuk mengatasi perubahan iklim, seperti pengurangan emisi karbon, memerlukan dukungan kuat dari sektor keuangan dan ekonomi.
“Jika pembuat kebijakan ekonomi dan keuangan tidak memahami masalah ini, mereka akan tetap menjadi penonton belaka. Oleh karena itu, sebagai seorang menteri keuangan, saya percaya bahwa tanggung jawab saya adalah menghubungkan perubahan iklim dengan wacana para menteri keuangan,” jelasnya.
Sebagai tanggapan, tambahnya, Presiden Bank Dunia saat itu, Robert B. Zoellick, memutuskan untuk memperkenalkan sesi yang dikenal sebagai Bali Breakfast dalam pertemuan tahunan organisasi tersebut pada tahun 2008, akhirnya mengglobalisasi diskusi berbasis keuangan tentang perubahan iklim.
Di Indonesia Net-Zero Summit, Indrawati menerima Penghargaan Pahlawan Iklim atas komitmennya dalam mengatasi perubahan iklim melalui koridor ekonomi dan keuangan.