RI dan Malaysia mengusulkan kerjasama ASEAN-GCC untuk kekuatan ekonomi baru

Jakarta (ANTARA) – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia Airlangga Hartarto dan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim sepakat untuk mengusulkan kerja sama antara ASEAN dan Dewan Kerjasama Teluk (GCC) sebagai kekuatan ekonomi baru.

Kesepakatan tersebut merupakan salah satu topik yang dibahas dalam Pertemuan Khusus Forum Ekonomi Dunia (WEF) tentang Kolaborasi Global, Pertumbuhan, dan Energi untuk Pembangunan di Riyadh, Arab Saudi, pada tanggal 28-29 April 2024.

Dalam sebuah pernyataan dari kantornya pada hari Senin, Hartarto mengungkapkan telah mengusulkan untuk memperluas mitra kerja sama Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) dengan negara-negara anggota GCC.

“ASEAN memiliki blok perdagangan yang besar, yaitu RCEP, atau negara-negara ASEAN+6. Jika kita mengundang negara-negara GCC ke blok perdagangan ini, maka blok perdagangan ini akan menjadi blok perdagangan terbesar di dunia,” katanya.

Menurut menteri, blok perdagangan tersebut dapat memfasilitasi berbagai kolaborasi potensial dalam sektor perdagangan, investasi, ekonomi digital, keuangan syariah, UMKM, dan pertukaran pemuda.

Ia menjelaskan bahwa eksplorasi perjanjian perdagangan bebas perlu dimulai dengan negara-negara GCC, sementara perjanjian saat ini perlu diperkuat dan diperluas lebih lanjut.

Berita terkait: Widodo berupaya memperkuat kerja sama ekonomi ASEAN-GCC

Hartarto menekankan bahwa sektor pertanian, energi, dan pariwisata adalah sektor-sektor penting, mengingat kedua wilayah ini memiliki keunikan masing-masing, termasuk potensi kerja sama dalam bidang transisi energi, penyimpanan karbon, pendidikan, budaya, dan industri produk halal.

Pada kesempatan yang sama, PM Ibrahim memperhatikan kemampuan kedua wilayah ini dalam meningkatkan potensi kerjasama antar wilayah dan menyambut pertumbuhan berkelanjutan di tengah ketidakpastian global.

“Dialog ini sangat penting sebagai momentum untuk memperkuat kerjasama antara ASEAN dan GCC, terutama dalam hal perdagangan dan investasi, terutama karena Indonesia, Malaysia, dan Laos adalah trio pimpinan ASEAN tahun ini,” ujarnya.

MEMBACA  Serangan Rusia Menyerang Kota-kota Ukraina di Saat Tegang untuk Kyiv

Troika adalah konsep kepemimpinan bergilir dalam sebuah acara untuk memastikan kelangsungan isu-isu yang dibahas.

Pada tahun 2023, Indonesia menjadi ketua ASEAN, dengan tema “Episentrum Pertumbuhan.” Posisi tersebut diserahkan kepada Laos pada tahun 2024, yang juga bertepatan dengan KTT ASEAN-GCC berikutnya. Sementara itu, pada tahun 2025, Ketua ASEAN akan dipegang oleh Malaysia.

Oleh karena itu, Hartarto menegaskan bahwa kerjasama antar wilayah penting, terutama untuk agenda domestik mencapai Indonesia Emas pada tahun 2045 di tengah perlambatan ekonomi global dan eskalasi ketegangan geopolitik saat ini.

Berita terkait: Uni Emirat Arab menyumbang 74% investasi GCC di pasar ASEAN dalam 5 tahun terakhir

Penerjemah: Bayu Saputra, Resinta Sulistiyandari
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Hak cipta © ANTARA 2024