Senin, 30 Juni 2025 – 16:42 WIB
Blokade Israel terhadap bantuan kemanusiaan ke Gaza masih terus berlanjut, menyebabkan krisis gizi parah yang mengancam nyawa ribuan anak. Ratusan bayi mengalami malnutrisi akut dan berada di ambang kematian.
Baca Juga:
Iran Tahu AS Akan Serang Fasilitas Nuklir 2 Jam Sebelumnya
Laporan NBC News dari Rumah Sakit Nasser di Khan Younis menggambarkan kondisi darurat di bangsal neonatal. Ahmad al-Fara, kepala departemen, menghabiskan waktunya memantau inkubator yang terus berbunyi, berusaha menyelamatkan enam bayi prematur di tengah kurangnya persediaan medis.
"Anak-anak ini menghadapi kematian perlahan," kata al-Fara.
Baca Juga:
Sugiono Khawatir Israel Jadi Inspirasi Negara Lain Jika Lolos dari Hukum Internasional
Kondisi semakin memburuk karena pasokan yang hampir habis. Marwan al-Hams, Direktur Rumah Sakit Lapangan Gaza, mengatakan kepada NBC News, "Saat ini kami tidak punya susu formula bayi Tipe 1 atau 2, bahkan susu formula medis untuk inkubator juga tidak ada."
Baca Juga:
Iran Sudah Tahu Dua Jam Sebelum Serangan AS ke Fasilitas Nuklir, Ini Kronologi Ketegangannya
Situasi Porak-poranda di Jalur Gaza, Palestina
Foto: Australian Broadcasting Corporation (ABC)
"Malnutrisi pada ibu hamil atau menyusui memperparah keadaan, dengan kasus gizi buruk di bayi dan anak meningkat," tambahnya.
Susu formula pengganti yang tidak cocok untuk bayi baru lahir masih tersedia dalam jumlah sangat sedikit, sering dibeli relawan di pasar dengan harga mahal. Kekurangan nutrisi membuat bayi Gaza sangat rentan. Dokter melaporkan peningkatan infeksi, pembengkakan, bahkan gagal organ akibat kurang protein.
Menurut data al-Hams, sejak perang pecah 7 Oktober 2023, setidaknya 66 anak meninggal karena kelaparan dan gizi buruk.
Salah satu pasien di Rumah Sakit Nasser adalah Shams Mu’nis Dughayr, balita 3 tahun yang bengkak parah karena kurang protein. Beratnya cuma 10 kg, jauh dari ideal 15 kg.
UNICEF memperingatkan situasi makin buruk. Lebih dari 16.000 anak usia 6 bulan hingga 5 tahun dirawat karena gizi buruk tahun ini.
Puing Reruntuhan Rumah Sakit Al-Ahli di Jalur Gaza, Palestina
Blokade Israel selama 11 minggu menyebabkan peningkatan 150% kasus anak kurang gizi. Meski sebagian blokade dicabut 19 Mei, kasus terus naik.
UNICEF memprediksi angka gizi buruk akan capai puncaknya sejak awal konflik. Sementara Doctors Without Borders mengecam sistem distribusi bantuan: "Seperti rumah potong hewan yang disamarkan sebagai bantuan."
Kecaman ini muncul setelah Haaretz melaporkan militer Israel diperintahkan menembak warga sipil yang mendekati titik bantuan.
Halaman Selanjutnya
Susu formula alternatif yang tidak cocok untuk bayi baru lahir masih tersedia dalam jumlah sangat terbatas, biasanya dibeli oleh relawan di pasar dengan harga sangat mahal.