Raksasa Otomotif Jerman Rugi Rp189,6 Triliun, Diteror Tarif AS dan Ancaman Resesi Ekonomi

loading…

Produsen Mobil Jerman Rugi Rp189,6 Triliun Akibat Tarif AS

Para raksasa otomotif Jerman diperkirakan mengalami kerugian lebih dari USD11,6 miliar (sekitar Rp189,6 triliun) tahun ini akibat kebijakan tarif impor Amerika Serikat. Foto/Dok Reuters.

JAKARTA – Perusahaan mobil besar asal Jerman diprediksi kehilangan pendapatan hingga USD11,6 miliar (Rp189,6 triliun) karena tarif impor AS. Hal ini berdasarkan studi terbaru yang dilaporkan Financial Times.

Industri otomotif Uni Eropa (UE) sudah terdampak naiknya biaya produksi dan penurunan permintaan. Mereka juga menghadapi tekanan dari mahalnya energi, penjualan yang turun, serta persaingan ketat dengan produsen China.

Baca Juga: Dihajar Tarif Trump, Jeep Rugi Rp44 Triliun

AS adalah pasar ekspor utama Jerman, tapi industri mobilnya justru paling menderita karena tarif tinggi yang diberlakukan Presiden Donald Trump. Pada Maret lalu, Trump menetapkan tarif 25% untuk kendaraan impor yang dibuat di luar negeri.

Setelah berbulan-bulan negosiasi, UE dan AS akhirnya sepakat menerapkan tarif dasar 15% untuk sebagian besar ekspor, termasuk mobil. Namun tarif baja dan aluminium tetap di 50%.

Menurut analisis Visible Alpha (dikutip FT), Mercedes-Benz diperkirakan mengalami penurunan arus kas dari USD11 miliar menjadi sekitar USD3 miliar tahun ini. Volkswagen diprediksi hanya mendapat USD3,8 miliar, sementara BMW diperkirakan turun sedikit ke USD5 miliar.

Volkswagen sebelumnya mengeluhkan kebijakan tarif ini telah menambah biaya mereka lebih dari USD1 miliar di semester pertama tahun ini. Mereka juga memperingatkan bahwa beban biaya bisa bertambah besar. Pemasok pun dikabarkan menaikkan harga komponen impor dan bahan baku seperti alumunium serta baja, sehingga semakin mempersempit margin keuntungan.

MEMBACA  Indonesia dan Korea Selatan Tingkatkan Kerja Sama Pertahanan Maritim