Raja Yordania Abdullah II tidak berkomitmen untuk menerima orang dari Gaza. Ketika ditanya apakah ada sebidang tanah tempat warga Palestina dapat tinggal di Yordania, ia berkata bahwa ia harus melakukan “apa yang terbaik untuk negaranya”. Raja Abdullah berkata negara-negara Arab akan datang ke AS untuk menanggapi rencana Trump mengenai Gaza. “Kita harus menunggu untuk melihat rencana dari Mesir,” katanya, dilansir Al Jazeera. “Akan ada tanggapan dari banyak negara terhadap gagasan AS untuk Gaza,” kata Abdullah. Yordania adalah rumah bagi kelompok pengungsi Palestina terbesar di dunia. Dua juta dari 11 juta penduduk Yordania terdaftar sebagai pengungsi Palestina – kelompok terbesar di dunia. Banyak di antara mereka adalah keturunan orang-orang yang melarikan diri atau dipaksa meninggalkan rumah mereka selama perang Arab-Israel tahun 1948, 1967, dan 1973. Yordania, yang berbatasan dengan Israel dan Tepi Barat yang diduduki, juga merupakan penjaga resmi tempat-tempat suci Kristen dan Muslim di Yerusalem Timur yang diduduki. Amman dengan tegas menolak rencana Trump untuk merelokasi warga sipil dari Gaza. Menteri Luar Negeri Ayman Safadi mengatakan minggu lalu bahwa penentangan Yordania terhadap gagasan Trump adalah “tegas dan tak tergoyahkan”.
Baca Juga: Erdogan Galang Kekuatan Lawan Pencaplokan Gaza