Proyek Percontohan: Budaya Pilah Sampah dari Rumah Kurangi Ratusan Kg Sampah di TPA Cilegon

Jakarta, VIVA – Sistem pengelolaan sampah dari proyek Improvement of Solid Waste Management to Support Regional and Metropolitan Cities (ISWMP) berusaha mendorong perubahan yang sistemik dalam tata kelola sampah dari hulu hingga hilir.

Baca Juga:
Ribuan Warga Argentina Turun ke Jalan, Protes Veto Presiden Milei Terkait Anggaran

Karena itu, proyek ini tidak cuma fokus pada pembangunan fisik seperti membangun Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST). Tetapi juga menata ulang kelembagaan, regulasi, pembiayaan, serta mendorong perubahan perilaku masyarakat.

Salah satu lokasi penerapannya ada di Kota Cilegon. Selama ini, sistem yang berjalan masih konvensional—mengandalkan transporter untuk mengangkut sampah campur ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah Bagendung, tanpa pemilahan di sumber.

Baca Juga:
Cimahi Pangkas Timbulan Sampah 30 Ton per Hari Pakai Strategi Ini

Program ini merupakan hasil kolaborasi antara Pemerintah Kota Cilegon, beberapa kementerian, serta Bank Dunia. Tujuannya, mendorong reformasi sistem pengelolaan sampah yang lebih modern, inklusif, dan berkelanjutan.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cilegon, Sabri Mahyudin, menjelaskan kalau ISWMP tidak hanya membangun infrastruktur, tetapi juga memperbaiki sistem layanan dari hulu ke hilir.

Baca Juga:
Heboh Bima Dikira Hilang Usai Ricuh Kwitang, Pedagang Asongan Ini Akhirnya Ditemukan di Klenteng Malang

“Kegiatan ini menjadi langkah nyata dalam mendukung pengelolaan sampah yang sistematis dan berkelanjutan, sejalan dengan misi Pemerintah Kota Cilegon menciptakan lingkungan bersih dan sehat,” tegas Sabri, Kamis, 22 September 2025.

Salah satu strateginya adalah melalui program Peningkatan Peran Aktif Masyarakat (PPAM). Salah satunya diwujudkan dalam pilot project di RT 19 RW 09, Kelurahan Bagendung, tepatnya di Perumahan Bukit Asri.

Pilot project ini dimulai pada Desember 2024 dan melibatkan banyak pemangku kepentingan. Mulai dari BPPW Banten, DLH Cilegon, pemerintah kelurahan, hingga pengurus RT/RW. Komunitas lokal seperti Bank Sampah Al-Bustaniyah dan Cinta Bersih juga turut mendukung. Bahkan sektor swasta seperti Cakra Buana dan Vital Ocean Indonesia terlibat dalam edukasi dan penyediaan sarana.

MEMBACA  Indonesia Serukan Aksi Bersama Tangkal Penipuan Daring dan Pencurian Data

“Inisiatif ini membuktikan bahwa perubahan bisa terwujud lewat sinergi pemerintah, masyarakat, dan swasta yang bekerja dalam satu visi: membangun sistem persampahan berbasis partisipasi dan kesadaran bersama,” tambahnya.

Perubahan terlihat hanya dalam tiga bulan. Sebanyak 69 KK dari total 87 KK (79%) sudah mulai rutin memilah sampah di rumah. Anggota bank sampah bertambah jadi 32 rumah tangga. Volume sampah yang dibuang ke TPA pun berkurang, dari 6.444 kg per bulan menjadi 6.227 kg pada Februari 2025. Sebanyak 975 kg sampah anorganik berhasil dikumpulkan untuk didaur ulang atau dijual.

Partisipasi warga tidak hanya meningkat secara jumlah, tetapi juga kualitas. Edukasi pemilahan sampah mulai menjadi kebiasaan. Sampah dapur dijadikan kompos atau pakan maggot. Sampah bernilai ekonomi dikumpulkan dan dijual, menghasilkan insentif untuk warga berupa sembako atau tabungan.

Kisah sukses di RT 19 RW 09 Kelurahan Bagendung ini membuktikan bahwa pengelolaan sampah tidak harus dimulai dari kebijakan besar atau investasi mahal. Cukup dimulai dari rumah, dengan fasilitas sederhana, edukasi konsisten, dan kemauan warga untuk berpartisipasi. Model seperti ini terbukti lebih murah, mudah dijalankan, dan berpotensi untuk direplikasi di tempat lain.

Saat ini, pemerintah dan tim sedang menyusun strategi replikasi program, termasuk mendokumentasikan praktik baik, mengadakan pelatihan lintas wilayah, serta mendorong agar pilot project ini masuk dalam agenda kebijakan lingkungan Kota Cilegon.

Halaman Selanjutnya

“Inisiatif ini menunjukkan bahwa perubahan dalam pengelolaan sampah dapat terwujud melalui sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta yang bekerja dalam satu visi: membangun sistem persampahan berbasis partisipasi dan kesadaran kolektif,” tambahnya.