Jakarta (ANTARA) – Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) Indonesia tetap memprioritaskan ibu hamil, ibu menyusui, dan anak balita selama liburan sekolah, menurut Badan Gizi Nasional (BGN).
BGN menyatakan bahwa intervensi gizi bagi kelompok-kelompok ini tetaplah fokus utama program dan tidak terpengaruh oleh kalender akademik.
Dalam pernyataan pada Jumat (28/2), Kepala BGN Dadan Hindayana mengatakan kelangsungan layanan gizi sangat krusial karena berkaitan dengan 1.000 hari pertama kehidupan anak, yang mencakup masa sejak dalam kandungan hingga usia dua tahun.
“Seribu hari pertama kehidupan adalah jendela singkat, dan kita harus memanfaatkan periode emas ini sebaik-baiknya,” kata Hindayana.
Dia menjelaskan bahwa program ini dilaksanakan dengan lebih fleksibel selama masa libur sekolah. Penyediaan makanan bagi peserta didik bersifat opsional, terutamanya saat pengantaran atau pengambilan tidak memungkinkan karena kendala teknis.
“Namun, bagi yang membutuhkan, kami akan terus memberikan layanannya,” tambahnya.
BGN mencatat bahwa program MBG akan berlanjut hingga akhir tahun 2025 untuk memastikan layanan tanpa jeda bagi kelompok prioritas.
Pada 2026, distribusi makanan gratis secara nasional dijadwalkan dimulai kembali pada 8 Januari, dengan hari-hari sebelumnya dialokasikan untuk evaluasi dapur dan persiapan operasional.
Diluncurkan pada 6 Januari, program MBG bertujuan memperbaiki status gizi anak balita, ibu hamil, ibu menyusui, dan peserta didik hingga jenjang sekolah menengah atas.
Pemerintah telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp71 triliun (sekitar US$4,24 miliar) untuk program ini pada tahun ini.
Menargetkan 82,9 juta penerima manfaat, inisiatif MBG ini merupakan salah satu program gizi sosial terbesar yang dijalankan di Indonesia.
Berita terkait: BGN mengatakan siswa tidak dipaksa mengambil makanan gratis selama liburan
Berita terkait: Prabowo menargetkan 2.500 dapur MBG beroperasi di Papua pada Agustus 2026
Penerjemah: Lintang Budiyanti, Raka Adji
Editor: Anton Santoso
Hak Cipta © ANTARA 2025