Jakarta (ANTARA) – Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) Indonesia telah menjangkau 39,2 juta penerima manfaat dengan anggaran Rp35 triliun (AS$2,1 miliar), menurut Badan Gizi Nasional (BGN).
Setelah rapat finalisasi regulasi program pada Selasa, Kepala BGN Dadan Hindayana menyatakan bahwa sebanyak 13.347 dapur — yang secara resmi disebut Unit Layanan Pemenuhan Gizi (SPPG) — saat ini beroperasi di seluruh Indonesia.
Dia mengatakan bahwa Peraturan Presiden tentang Tata Kelola Program MBG yang akan datang akan mendefinisikan koordinasi kelembagaan dan memastikan akuntabilitas di antara lembaga-lembaga yang terlibat dalam pelaksanaan program.
“Untuk hal-hal teknis seperti managemen SPPG, kebersihan, dan keamanan pangan, sudah diatur dalam pedoman teknis dan prosedur operasional standar,” jelasnya.
Hindayana menyatakan pemerintah tetap optimis dapat mencapai 82,9 juta penerima manfaat pada akhir tahun ini.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan mengatakan pemerintah telah menyelesaikan peraturan presiden tentang Pembentukan Tim Koordinasi Pelaksanaan MBG, yang akan dia pimpin.
“Hari ini, Perpres tentang Tata Kelola Program MBG telah disepakati, yang mengatur perlunya pelaksanaan, pengawasan, dan tata kelola yang tepat,” kata Hasan.
Sementara itu, regulasi mengenai struktur organisasi dan prosedur kerja BGN diperkirakan akan selesai minggu depan.
“Kami akan terus berkolaborasi karena ini adalah program prioritas dengan dampak yang besar dan luas. Dengan target 82,9 juta penerima manfaat, ini akan membawa dampak yang sangat besar,” tambah Hasan.
Diluncurkan pada 6 Januari, program makanan gratis ini adalah salah satu inisiatif prioritas Presiden Prabowo Subianto yang bertujuan untuk meningkatkan gizi anak di bawah lima tahun, ibu hamil, ibu menyusui, dan pelajar hingga tingkat SMA.
Berita terkait: Indonesia’s BGN reopens 12 free meal kitchens after safety evaluation
Berita terkait: Indonesia targets zero incidents in free nutritious meals program