Program Makan Siang Gratis Sebaiknya tidak Sepenuhnya Dibiayai APBN

Pendiri Haidar Alwi Institute (HAI), R. Haidar Alwi. (ANTARA/HO-Instagram @haidaralwi_hai)

jpnn.com – JAKARTA – Pendiri Haidar Alwi Institute (HAI) R. Haidar Alwi memberikan saran terkait program makan siang gratis yang diusung Presiden dan Wakil Presiden terpilih RI, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Haidar memberikan saran itu untuk merespons kekhawatiran sejumlah pihak mengenai anggaran yang akan digunakan untuk membiayai program unggulan Prabowo-Gibran tersebut.

Pasalnya, program itu ditaksir menghabiskan anggaran ratusan triliun rupiah per tahun, sehingga dikhawatirkan akan membebani anggaran pendapatan dan belanjar negara (APBN).

Haidar menyarankan supaya program makan siang gratis tidak sepenuhnya dibiayai dengan APBN.

“Pertama, sebaiknya program makan siang gratis tidak sepenuhnya dibiayai oleh APBN. Pemerintah nantinya dapat meminta partisipasi BUMN (Badan Usaha Milik Negara) dan swasta untuk terlibat membiayai program makan siang gratis,” kata Haidar Alwi sebagaimana keterangan tertulis diterima di Jakarta, Minggu (12/5).

Menurut Haidar, program makan siang gratis jangan sampai mengorbankan anggaran pendidikan, anggaran kesehatan, serta subsidi energi dan perlindungan sosial.

Selain itu, kata dia, jangan mencari sumber pendapatan lain untuk program makan siang gratis, seperti dengan cara menaikkan pajak karena berpotensi menciptakan masalah baru.

“Kedua, sebaiknya dibuat skala prioritas penerima program makan siang gratis. Siswa di sekolah mana saja yang layak? Ibu hamil mana saja yang layak? Jangan diratakan seluruhnya, karena, kan, ada sekolah-sekolah elite yang siswanya berasal dari keluarga berada. Begitu juga ibu hamil, pilih yang kurang atau tidak mampu saja. Selain lebih tepat sasaran, juga mengurangi tekanan beban terhadap APBN,” imbuhnya.

Haidar Alwi memberi saran terkait program makan siang gratis yang diusung Prabowo-Gibran.

MEMBACA  Prabowo, Jokowi makan malam bersama di restoran Jawa di Solo