Yogyakarta (ANTARA) – Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni menginformasikan bahwa program konservasi gajah telah dimulai di Takengon, Aceh, bekerja sama dengan World Wide Fund for Nature (WWF) di areal hutan industri yang disumbangkan oleh Presiden Prabowo Subianto.
"Program ini sudah mulai beroperasi dengan proses pemberdayaan masyarakat," kata menteri pada Selasa.
Menurut Antoni, program konservasi ini dimulai dengan pembentukan Peusangan Elephant Conservation Initiative (PECI) Aceh bersama WWF.
Dia menjelaskan bahwa peta jalan pengelolaan area konservasi, termasuk pengayaan pangan dengan melibatkan masyarakat, telah disusun untuk program ini.
"Saya sudah mengunjungi lokasi dua kali. Mereka sudah punya peta jalan untuk mengelola PECI Aceh, termasuk pengayaan pangan agar gajah tidak masuk ke pemukiman. Saya akan terus memperbarui Presiden tentang perkembangannya," tambahnya.
Area konservasi ini juga memiliki danau garam, yang merupakan zona khusus untuk gajah.
"Akan ada area garam yang sangat penting bagi gajah," ujarnya.
Sebelumnya, Presiden Subianto mengumumkan penyerahan 90 ribu hektar dari konsesi hutan industrinya di Takengon, Aceh, sebagai kawasan perlindungan gajah liar.
Informasi ini disampaikannya saat berpidato di Kongres Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di Edutorium KH Ahmad Dahlan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Minggu (20 Juli 2025).
Kepala negara mengatakan inisiatif ini berawal dari permintaan perwakilan WWF yang awalnya meminta 10 ribu hektar. Namun, ia menawarkan 20 ribu hektar.
Berita ini terdengar oleh Raja Charles III dari Inggris, salah satu penasihat WWF.
Presiden Prabowo menyatakan bahwa ia menerima surat ucapan terima kasih dari Raja Charles III, yang disampaikan langsung oleh Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Dominic Jeremy, di Istana Merdeka, Jakarta.
Menanggapi surat tersebut, Presiden memutuskan untuk menyumbang 90 ribu hektar dari total 98 ribu hektar lahan di bawah otoritasnya.
Berita terkait: Indonesia akan selesaikan master plan koridor gajah pada April 2025
Berita terkait: Pagar listrik 82 km untuk cegah konflik manusia-satwa di Aceh
Penerjemah: Luqman Hakim, Resinta Sulistiyandari
Editor: Arie Novarina
Hak Cipta © ANTARA 2025