Jakarta (ANTARA) – Badan Gizi Nasional (BGN) Indonesia membantah klaim bahwa ribuan dapur yang menyediakan makanan gratis adalah palsu. Mereka menekankan bahwa semua proses pembangunan diawasi dengan ketat untuk mendukung program prioritas gizi pemerintah.
Wakil Kepala BGN Sony Sonjaya mengatakan pada Senin bahwa rumor ini muncul karena spanduk pengumuman dapur masa depan — yang secara resmi disebut Unit Layanan Pemenuhan Gizi (SPPG) — sudah terpasang di beberapa lokasi sebelum pembangunan fisik dimulai.
“Kami yakin tidak ada SPPG yang palsu. Rumor ini kemungkinan menyebar karena beberapa lokasi sudah ada spanduknya tapi belum terlihat aktivitas,” jelas Sonjaya.
Dia mengakui bahwa beberapa lokasi dapur terdaftar di platform mitra BGN tidak menunjukkan perkembangan selama berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan. Hal ini, menurutnya, membuat mitra yang serius jadi berkurang semangatnya untuk bergabung, karena sistem terlihat sudah penuh.
Sonjaya menegaskan bahwa setiap dapur harus melalui 10 tahap verifikasi yang ketat, termasuk pendaftaran, survei, pemeriksaan kelayakan, dan pembuatan akun virtual — tanpanya dana tidak bisa dicairkan.
Pencairan anggaran juga dikontrol dengan sangat ketat. Dana hanya bisa diakses jika diusulkan oleh sebuah yayasan (sebagai pelaksana) dan disetujui oleh kepala dapur, berdasarkan kebutuhan nyata dan harga pasar.
“Jika sebuah SPPG tidak memiliki kepala atau penanggung jawab dari yayasan, itu tidak bisa membuka akun virtual atau menerima dana. Artinya, SPPG palsu tidak mungkin ada,” kata Sonjaya.
Untuk menyelesaikan proposal yang tertunda, BGN sedang mereset entri yang tidak ada progresnya setelah 20 hari, membuka kanal pengaduan via WhatsApp, dan mengadakan pertemuan dengan para mitra di 16 kota.
Sebelumnya, anggota DPR Sahidin menyampaikan kekhawatiran bahwa sekitar 5.000 dari 8.000 SPPG yang terdaftar statusnya tidak jelas, dan mendesak lembaga tersebut untuk memperkuat pengawasan.
Berita terkait: Indonesia klaim 1,2 juta ibu dan balita dapat manfaat dari makanan gratis
Berita terkait: BGN minta komunikasi diperkuat tanggapi masalah keamanan pangan
Penerjemah: Lintang, Kenzu
Editor: Anton Santomo
Hak Cipta © ANTARA 2025