Program B50 untuk cegah penurunan harga CPO: kementerian

Jakarta (ANTARA) – Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Yuliot Tanjung, mengatakan bahwa program biodiesel campuran 50% atau B50 bisa membantu mencegah penurunan harga minyak kelapa sawit mentah (CPO).

"Ini bagian dari kebijakan nasional yang bisa memberikan manfaat dan mendukung stabilitas harga CPO," tambahnya dalam diskusi "Mendorong Keberlanjutan Industri Hulu Migas untuk Kemandirian Energi" di Jakarta pada Selasa.

Menurut Tanjung, saat ini ada indikasi kelebihan pasokan CPO atau stok CPO yang berlebihan di dalam negeri. Selain itu, secara global, harga CPO juga diproyeksikan turun, katanya.

Jika harga CPO turun, petani kelapa sawit akan paling terdampak.

Harga CPO domestik mengalami tren penurunan, berdasarkan Harga Referensi CPO (HR CPO) yang dikeluarkan Kementerian Perdagangan. Pada April, harga HR CPO berada di US$961,54 per metrik ton.

Harganya turun di Mei menjadi US$924,46 per metrik ton, lalu turun lagi di Juni ke US$856,38 per metrik ton. Namun, naik di Juli menjadi US$877,89 per metrik ton.

Biodiesel B50 terdiri dari campuran 50% bahan bakar nabati dan 50% solar biasa.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman sebelumnya menyatakan pemerintah berencana mengalihkan 5,3 juta ton ekspor CPO untuk program B50. Data menunjukkan Indonesia mengekspor 26 juta ton CPO pada 2024, tambahnya.

Ia berharap pengalihan 5,3 juta ton CPO Indonesia akan menyebabkan harganya naik di pasar global.

Pemerintah Indonesia berupaya meluncurkan program B50 pada 2026. Saat ini, pemerintah sedang mempromosikan B40 yang terdiri dari 40% bahan bakar nabati dan 60% solar biasa.

Berita terkait:

MEMBACA  10 Bendera Tertua di Dunia 2025, Termasuk dari Negara Penjajah Indonesia