loading…
Dekan Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga (Unair) Prof. Dr Budi Santoso. Foto/Unair.
JAKARTA – Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga ( FK Unair ) Prof. Dr Budi Santoso dipecat dari jabatannnya yang dikabarkan karena ia menolak rencana pemerintah mendatangkan dokter dari luar negeri. Berikut ini profilnya.
Unair melalui Kepala Humas Martha Kurnia Kusumawardani membenarkan pemberhentian Dekan FK Unair yang memiliki nama dan gelar lengkap Prof. Dr. Budi Santoso, dr., Sp.O.G., Subsp.F.E.R. ini.
Baca juga: Dekan FK Unair Dipecat Gegara Tolak Dokter Asing, Para Dekan Se-Indonesia Bereaksi!
Martha mengatakan, pemecatan ini merupakan kebijakan internal kampus untuk menerapkan tata kelola yang lebih baik guna penguatan kelembagaan di kampus yang berada di Surabaya, Jawa Timur ini.
Baca juga: Reformasi Hukum, Mahasiswa Unair Usulkan Perampasan Aset Koruptor Tanpa lewat Tuntutan Pidana
Sontak pemberhentian Prof Bus, sapaan akrabnya, memancing reaksi dari berbagai pihak. Salah satunya Asosiasi Institusi Pendidikan Keodkteran Indonesia (AIPKI).
AIPKI memandang kpemberhentian Dekan FK Unair yang juga menjabat sebagai Ketua AIPKI ini sebagai bentuk tidak menghargai kebebasan akademik yang seharusnya dijunjung tinggi di lingkungan pendidikan tinggi.
Baca juga: Humas Unair Benarkan Pencopotan Dekan Fakultas Kedokteran Prof Budi Santoso
Pemberhentian mendadak ini tidak hanya berdampak negatif terhadap individu yang bersangkutan, tetapi juga mengganggu kestabilan kelembagaan dan proses akademik di Fakultas Kedokteran Unair.
Profil Prof Budi Santoso, Dekan FK Unair yang Dipecat
Pria kelahiran Banyuwangi ini sejatinya akan menjabat sebagai Dekan FK Unair sampai 2025. Namun sayang, Prof Bus yang juga dikenal sebaai dokter spesialis ahli bidang Ginekologi dan Onkologi ini dipecat yang diduga karena pernyataan Budi yang menolak rencana pemerintah mendatangkan dokter asing.
Tak hanya berprofesi sebagai dekan, Prof Bus ini juga merupakan seorang staf medis di Departemen Obstetri dan Ginekologi RSUD Dr. Soetomo. Jabatan lain selain sebagai Ketua AIPKI adalah ia pernah menjabat sebagai sekretaris II di Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Surabaya.
Lahirkan 9 Buku
Prof. Bus sendiri berhasil menjadi author dalam 9 judul buku berbeda, salah satunya adalah Bayi Tabung: Jalan Terakhir Pejuang Dua Garis yang terpublish pada 2020. Sementara, bukunya yang paling laris dan terbit hingga Volume 2 berjudul Panduan Kesehatan Reproduksi wanita.
9 judul buku yang ia terbitkan adalah:
1. Panduan Kesehatan Reproduksi Wanira Vol 1 (2007)
2. Panduan Kesehatan Reproduksi Wanira Vol 2 (2007)