Jakarta (ANTARA) – Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyatakan bahwa industri manufaktur domestik adalah motor utama bagi perekonomian nasional, mengingat kontribusinya yang besar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dan penciptaan nilai tambah yang signifikan.
Pernyataan ini disampaikannya saat memberikan Kuliah Menteri dengan tema Strategi Pembangunan Industri Nasional, di sini pada Selasa.
Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian Penguatan Kompetensi Teknis Bidang Tugas (PKTBT) untuk Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di lingkungan Kementerian Perindustrian.
Kuliah Menteri memberikan pelatihan awal bagi CPNS untuk memahami nilai-nilai dasar bagi Aparatur Sipil Negara (ASN), pengetahuan terkait tugas dan fungsi jabatannya, serta substansi organisasi Kementerian.
Melalui kegiatan ini, CPNS juga dibekali pengetahuan dasar mengenai arah kebijakan strategi industri nasional untuk memperkuat peran mereka sebagai pengembang sektor industri dalam negeri.
Menteri menyatakan bahwa pada tahun 2024, nilai tambah manufaktur (manufacturing value added/MVA) Indonesia telah mencapai US$265,07 miliar, menempatkan Indonesia di peringkat ke-13 sebagai negara dengan nilai MVA tertinggi.
Sementara itu, pada kuartal II tahun 2025, industri manufaktur non-migas mencatat pertumbuhan year-on-year (YoY) sebesar 5,60 persen. Angka ini lebih tinggi daripada laju pertumbuhan ekonomi yang sebesar 5,12 persen.
Industri nasional juga mencatatkan kontribusi sebesar 16,93 persen terhadap PDB.
“Sektor industri bukan hanya menjadi penyumbang utama pertumbuhan ekonomi nasional, tetapi juga menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar dan memiliki efek pengganda yang mendorong pertumbuhan di berbagai sektor lainnya,” ujar Menteri.
Sebagai penggerak pertumbuhan, Kementerian Perindustrian telah menyusun Rancangan Perubahan Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) yang mendukung transformasi sektor industri.
Rancangan tersebut memprioritaskan hilirisasi industri, pengembangan dan pemanfaatan teknologi industri, pengembangan industri hijau, serta penguatan sumber daya manusia industri berbasis kompetensi yang selaras dengan kebutuhan industri.
Prioritas ini dirumuskan sebagai landasan penting dalam mewujudkan Astacita (delapan tujuan prioritas pemerintah) yang digagas oleh Presiden Prabowo Subianto untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045.
Kartasasmita mengatakan pengembangan sektor industri nasional juga menghadapi berbagai tantangan yang melanda kondisi global.
Untuk menjawab tantangan ini, Kementerian Perindustrian menginisiasi Strategi Badan Industrialisasi Nasional (SBIN) yang baru sebagai kerangka yang akan mengarah pada transformasi industri nasional yang mandiri dan berdaya saing.
“SBIN akan menciptakan pembangunan industri yang berorientasi pada pembentukan masa depan bangsa yang lebih mandiri, berdaya saing tinggi, dan berpusat pada rakyat,” kata Menteri.
Kementerian juga telah menetapkan enam program prioritas untuk lima tahun ke depan, yang dituangkan dalam kerangka strategis yang lebih operasional untuk mencapai Astacita Presiden.
Program prioritas ini mencakup hilirisasi industri dan penyediaan bahan baku, pengembangan infrastruktur dan fasilitasi kawasan industri, penguatan industri dalam negeri, teknologi dan modernisasi industri, pengembangan SDM sektor industri, serta Net Zero Emission di sektor industri.
Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Eko Cahyanto dalam laporannya juga menyatakan penyelenggaraan Kuliah Menteri dan PKTBT merupakan proses pembentukan ASN yang berintegritas, jujur, nasionalis, unggul dan bertanggung jawab, serta profesional.
“Kegiatan ini tidak hanya memberikan pengetahuan teknis terkait sektor industri, tapi kami juga berharap dapat menumbuhkan semangat dan motivasi para calon ASN untuk memberikan kontribusi nyata dalam pengabdiannya,” ujarnya.
Dalam proses rekrutmen, Kementerian Perindustrian telah menerima 832 orang calon. Lima dari calon tersebut adalah untuk formasi penyandang disabilitas.
Dengan berbagai latar belakang pendidikan, Kementerian Perindustrian tahun ini menyambut 61 lulusan politeknik dan satu lulusan SMK yang dikelola kementerian.
“Kami bangga mengumumkan bahwa tahun ini kami menerima lima orang ASN dari formasi disabilitas yang bergabung di Kementerian Perindustrian,” katanya.
“Ini merupakan bagian dari upaya nyata kami untuk menciptakan lingkungan kerja yang inklusif dan berkeadilan, memberikan kesempatan yang sama bagi seluruh generasi bangsa untuk berkontribusi dalam pembangunan industri nasional,” tambah Cahyanto.
Berita terkait: [Tautan berita 1]
Berita terkait: [Tautan berita 2]
Berita terkait: [Tautan berita 3]
Penerjemah: Ahmad Muzdaffar Fauzan, Katriana
Editor: Azis Kurmala
Copyright © ANTARA 2025