Produksi makanan menunjukkan perkembangan positif pada tahun 2025: Kementerian

Jakarta (ANTARA) – Kementerian Pertanian memastikan bahwa produksi pangan Indonesia terus menunjukkan perkembangan positif pada tahun 2025, berbeda dengan kondisi di beberapa negara yang saat ini mengalami krisis pangan. Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi di kementerian, Mochamad Arief Cahyono, mengkonfirmasi hal ini pada hari Minggu dalam sebuah pernyataan yang mengingatkan semua pihak untuk tetap waspada. “Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman telah mengingatkan potensi krisis pangan global. Untuk itu, kami telah menyiapkan berbagai program strategis untuk mengantisipasinya,” katanya. Menurut Kementerian Pertanian, ketahanan pangan nasional saat ini terjaga, didukung oleh proyeksi peningkatan produksi beras. Dia mengatakan data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa produksi beras pada awal 2025 diprediksi akan meningkat. Dia juga mengatakan bahwa BPS mencatat produksi beras Indonesia pada Januari-Maret 2025 berpotensi mencapai 8,67 juta ton, mencerminkan peningkatan 52,32 persen dibanding periode yang sama pada 2024, yang hanya mencapai 5,69 juta ton. Peningkatan potensial produksi beras sejalan dengan ekspansi area panen, yang diproyeksikan akan meningkatkan area panen menjadi 2,83 juta hektar. “Dengan peningkatan produksi, produksi dalam negeri sudah lebih dari cukup untuk memenuhi permintaan masyarakat,” katanya. Selain itu, lanjutnya, peningkatan produksi beras juga tercermin dari harga yang tetap stabil. Data BPS menunjukkan bahwa harga rata-rata beras di tingkat penggiling pada Januari 2025 adalah Rp12.796 per kilogram. Harga tersebut menunjukkan penurunan 4,30 persen dibanding Januari 2024. “Biasanya, harga beras di awal tahun cenderung tinggi. Namun, tahun ini, harga relatif stabil,” ujar Cahyono. Untuk memastikan ketahanan pangan nasional terjaga, Kementerian Pertanian meminta perusahaan logistik milik negara, Perum Bulog, untuk mengoptimalkan pembelian gabah dari petani.

MEMBACA  Satuan Tugas Makanan Polisi mengawasi ketersediaan dan distribusi beras.